China "Tawan" Lagi Pulau Terumbu Karang di Laut China Selatan, Bakal Jadi Pangkalan Militer?
Peta klaim historis Tiongkok mencakup hampir 90 persen Laut Cina Selatan, tumpang tindih dengan ZEE Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Indonesia
China "Tawan" Lagi Pulau Terumbu Karang di Laut Cina Selatan, Bakal Jadi Pangkalan Militer?
TRIBUNNEWS.COM - Otoritas penjaga pantai Tiongkok dilaporkan telah “menawan” pulau terumbu karang terpencil dan tak berpenghuni lainnya di Laut Cina Selatan.
Hal itu dilaporkan situs DSA yang menampilkan para anggota militer China terlihat mengibarkan bendera negara tersebut di terumbu karang tersebut, yang terletak tidak jauh dari pos keamanan militer Filipina.
Baca juga: Panglima Perang AS Gusar, Militer China-Korea Utara-Rusia Kian Mesra di Pasifik
"Beijing secara resmi telah mendeklarasikan kedaulatan atas terumbu karang yang disebut Sandy Say," tulis laporan DSA, Minggu (28/4/2025).
Gambar yang dirilis oleh media pemerintah China menunjukkan anggota penjaga pantai China mengibarkan bendera negaranya di terumbu karang Sandy Cay, yang disebut Beijing sebagai Tiexian Jiao.
Terumbu karang ini terletak di perairan Kepulauan Spratly, yang juga diklaim oleh Taiwan, Vietnam, dan Filipina.
Sandy Cay Reef juga terletak sekitar 3 km dari Pulau Thitu, yang dikenal sebagai Pag-asa oleh Manila, yang menampung fasilitas militer negara tersebut termasuk landasan udara dan sekitar 250 penduduk.
Menurut media nasionalis China, Global Times, anggota otoritas penjaga pantai China mendarat di terumbu karang tersebut untuk "melakukan inspeksi terumbu karang dan merekam video semua aktivitas ilegal," termasuk membersihkannya dari botol plastik, ranting, dan semua jenis sampah.
Pada bulan Januari, Beijing mengklaim telah mencegat dan "memukul mundur" kapal-kapal angkatan laut Filipina yang diduga "menyalip" ke perairan dekat terumbu karang dan berupaya melakukan "pendaratan ilegal dan mengambil sampel pasir."
Filipina, di sisi lain, menyatakan kalau mereka telah mengirim kapal penjaga pantai ke wilayah tersebut untuk memantau dan mempelajari apakah China berupaya melakukan kegiatan reklamasi skala kecil pada terumbu karang di sana.

Klaim Bukan Buatan Manusia
Tiongkok mengklaim terumbu karang Sandy Cay, yang luasnya sekitar 200 meter persegi, adalah fitur maritim alami dan bukan pulau buatan manusia — dengan demikian, berdasarkan hukum internasional, Tiongkok mengizinkannya memiliki zona laut teritorial sejauh 12 mil laut (22 kilometer) yang akan tumpang tindih dengan Pulau Thitu.
Sejauh ini, pemerintah Filipina belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait perebutan Sandy Cay oleh China, sebuah terumbu karang kecil yang terletak hanya beberapa kilometer dari Pulau Thitu (Pag-asa) yang dikuasai Filipina.
Namun, tindakan China telah memicu kekhawatiran di kalangan pejabat keamanan Filipina dan pakar maritim.
Menurut seorang pejabat keamanan maritim Filipina, meskipun saat ini tidak ada kehadiran permanen China di Sandy Cay, deklarasi kedaulatan resmi Beijing telah menimbulkan kekhawatiran bahwa China dapat meningkatkan campur tangannya terhadap kehadiran Filipina di Pag-asa.
Sebelumnya, Filipina telah beberapa kali mencoba mengirim kapal ke Sandy Cay sejak tahun lalu, tetapi sering diblokir oleh kapal penjaga pantai China yang memperingatkan mereka untuk pergi.

Aksi Menekan Filipina
Insiden terbaru ini terjadi saat Filipina dan Amerika Serikat melakukan latihan militer tahunan terbesar mereka, Balikatan, yang mencakup latihan pertahanan pantai dan penangkapan pulau.
Hasil China Masters 2025: Jojo Kalahkan Musuh Bebuyutan, Wajah Tunggal Putra Indonesia Terselamatkan |
![]() |
---|
Mesir Kerahkan Rudal HQ-9B China di Sinai, Tingkatkan Kekhawatiran Israel |
![]() |
---|
Hasil Badminton China Masters 2025: Skor Afrika Warnai Kegagalan Alwi Farhan ke 16 Besar |
![]() |
---|
Hasil Badminton China Masters 2025: Jafar/Felisha Mode Sangar, Pulangkan Utusan Jepang |
![]() |
---|
Jadwal Badminton Hari Ini: Ada China Masters 2025, Dejan/Bernadine di Indonesia Masters 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.