Konflik Rusia Vs Ukraina
Jembatan Pertama Rusia-Korut Dibangun di Tengah Perang Lawan Ukraina, Transfer Amunisi Lancar Jaya
Analis geopolitik menyatakan kalau tujuan utama dari pembangunan jembatan ini adalah transfer pasukan dan persenjataan di antara Rusia dan Korea Utara
Jembatan Pertama Rusia-Korut Dibangun di Tengah Perang Moskow Lawan Ukraina, Transfer Amunisi Lancar Jaya
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Korea Utara (Korut) dan Rusia dilaporkan telah memulai pembangunan jembatan pertama yang menghubungkan teritorial kedua negara.
Kabar ini muncul dari laporan kantor berita Rusia, Tass, yang menginformasikan kalau jembatan sepanjang satu kilometer ini ditargetkan rampung dalam waktu 1,5 tahun ke depan.
Dari Pyongyang, Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) pada Kamis (1/5/2025) menggarisbawahi kalau jembatan baru ini akan memperluas perjalanan lintas batas bagi warga kedua negara.
Baca juga: Bikin Ngeri Negara Barat, Kapal Fregat 5 Ribu Ton Korea Utara Bersenjata Canggih Teknologi Rusia
Korut juga mengklaim kalau adanya jembatan ini akan mendorong sektor pariwisata, dan melancarkan peredaran komoditas antara kedua negara.
Di balik klaim itu, banyak analis geopolitik menyatakan kalau tujuan utama dari pembangunan jembatan ini adalah transfer pasukan dan persenjataan di antara keduanya.
Baca juga: Rusia Pindahkan Artileri Berat Korea Utara ke Krimea: Kota Kherson-Zaporizhzhia Ukraina dalam Bahaya
Hubungan dan program pertukaran apa pun, baik logistik, senjata, dan pasukan antara Rusia dan Korea Utara memang telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Korea Utara kini menjadi pemasok penting amunisi dan pasukan untuk mendukung perang Rusia melawan Ukraina.
Seperti dikutip dari kantor berita AP News, Korea Utara telah menyambut wisatawan Rusia sejak Februari 2024 seiring dengan pelonggaran pembatasan pandemi secara bertahap.
Namun pelancong dari Tiongkok, yang sebelumnya mendominasi hingga 90 persen pengunjung sampai saat ini masih terhenti.
Baca juga: Korea Utara Raup Rp 337 Triliun, Pasok Hingga 100 Persen Peluru Artileri Rusia Buat Hajar Ukraina

Data perdagangan tahun 2023 pun memperlihatkan kontras mencolok, di mana 97 persen transaksi luar negeri Korea Utara melibatkan Tiongkok, sementara dengan Rusia hanya menyentuh angka 1,2 persen.
Puncak Kedekatan Rusia dan Korea Utara semakin terlihat pada Kamis (1/5/2025), ketika Korea Utara dan Rusia menggelar upacara peletakan batu pertama pembangunan jembatan secara simultan di kota-kota perbatasan masing-masing.
Menurut kantor berita pemerintah kedua negara, Perdana Menteri Korea Utara Pak Thae Song dan Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin menghadiri upacara tersebut melalui konferensi video.
Thae Song menyatakan bahwa pembangunan jembatan ini akan dikenang sebagai "monumen bersejarah" dalam mempererat hubungan bilateral kedua negara, seperti yang dilaporkan oleh KCNA.
Senada dengan hal tersebut, Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin menyampaikan melalui Tass bahwa, "Ini adalah tonggak penting bagi hubungan Rusia-Korea.
Kita sedang menciptakan landasan yang kokoh untuk kerja sama yang lebih erat antara kedua negara kita, sebuah jalan untuk dialog yang terbuka dan bermanfaat."
Sebelumnya, Korea Utara mengonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa mereka telah mengirim pasukannya ke Rusia guna mendukung perang Rusia melawan Ukraina di wilayah Kursk.
Sebagaimana pernyataan yang diberikan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada Senin, 28 April 2025, Komisi Militer Pusat Partai Pekerja yang berkuasa mengatakan bahwa Kim Jong Un telah mengirim prajuritnya untuk bahu-membahu dengan dengan pasukan Rusia sebagai bagian dari perjanjian pertahanan bersama antara Moskow dan Pyongyang.
Mengutip pernyataan Kim Jong Un, KCNA melaporkan bahwa para prajurit tersebut memiliki misi untuk "melenyapkan dan menghancurkan pendudukan neo-Nazi Ukraina dan membebaskan wilayah Kursk melalui kerja sama dengan angkatan bersenjata Rusia,’’
Lebih lanjut, Kim Jong Un menyatakan bahwa "mereka yang berjuang demi keadilan adalah pahlawan dan representasi kehormatan tanah air,"
Dan Korea Utara "menganggap sebagai suatu kehormatan untuk bersekutu dengan negara sekuat Federasi Rusia," lanjut KCNA.
Menyusul pernyataan dari pemimpin Korea Utara tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasinya kepada Kim Jong Un.
Putin mengatakan bahwa "teman-teman Korea" bertindak atas dasar "rasa solidaritas, keadilan, dan persahabatan sejati."
Juru bicara Putin kemudian menyatakan bahwa Rusia siap memberikan bantuan militer kepada Korea Utara.
"Kami memiliki perjanjian yang berlaku, dan berdasarkan perjanjian ini, para pihak pada dasarnya telah berjanji untuk saling memberikan bantuan segera jika diperlukan," ujar Dmitry Peskov kepada kantor berita negara RIA Novosti.
Kim Jong Un juga mengatakan bahwa sebuah monumen akan segera dibangun di Pyongyang untuk menghormati mereka yang telah bertempur melawan Ukraina.
“Bunga-bunga yang mendoakan keabadian akan diletakkan di depan batu nisan para prajurit yang gugur, yang secara efektif mengakui para prajurit yang terbunuh dalam pertempuran,” kata Kim Jong Un seperti dikutip dari kantor berita negara Korea Selatan, Yonhap.
Menurut penilaian intelijen pemerintah Korea Selatan yang dibagikan kepada anggota parlemen pada hari Rabu, Korea Utara telah mengirim sekitar 15.000 tentara ke Rusia, dan 4.700 di antaranya telah tewas atau terluka.
Sebagai imbalan atas pasokan senjata konvensional dari Korea Utara, Rusia telah memberikannya rudal pertahanan udara, peralatan peperangan elektronik, drone, dan teknologi untuk peluncuran satelit mata-mata, menurut penilaian Korea Selatan.(Grace Sanny Vania)
Konflik Rusia Vs Ukraina
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.302: Denmark Beli Senjata Presisi Cegah Ancaman Rusia |
---|
Balas Dendam, Intelijen Ukraina Akui Jadi Pelaku Ledakan di Dekat Vladivostok Rusia |
---|
Ditonton Perwira AS, Rusia dan Belarus Gelar Simulasi Serangan Nuklir yang Bikin NATO Meriang |
---|
Putin Berseragam Militer, Pantau Latihan Gabungan Rusia-Belarusia |
---|
Update Kasus Ledakan Pipa Gas Nord Stream 2022, Italia Ekstradisi Seorang Warga Ukraina ke Jerman |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.