Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

5 Fakta Putin Umumkan Gencatan Senjata Sepihak untuk Peringatan Hari Kemenangan

Putin usulkan gencatan senjata tiga hari di Ukraina, namun Trump dan Zelensky menilai langkah tersebut tidak memadai untuk perdamaian jangka panjang

|
Kremlin
PUTIN - Foto ini diambil pada Kamis (13/3/2025) dari Kepresidenan Rusia memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertemu Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Valery Gerasimov (tidak terlihat dalam foto) di pos komando Rusia di Kursk pada Rabu (12/3/2025). Putin mengumumkan gencatan senjata sepihak pada Senin (28/4/2025) dengan alasan untuk menghormati peringatan 80 tahun kemenangan Rusia atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II. 

Menurut Zelensky, alasan Putin mengumumkan gencatan senjata hanya untuk memberi "keheningan sementara" selama parade Hari Kemenangan, tanpa niat untuk mengakhiri perang secara permanen.

Zelensky menilai gencatan senjata 3 hari hanya akan menguntungkan Rusia.

Sementara, Ukraina dan rakyatnya tetap terjebak dalam konflik yang belum berujung.

Zelensky menolak tawaran gencatan senjata yang dianggap terlalu singkat.

Ia menuntut jeda minimal 30 hari agar pembicaraan damai bisa berlangsung lebih substansial.

3. Serangan Rusia Tetap Berlanjut

Meskipun Putin mengumumkan gencatan senjata, serangan udara Rusia terhadap Ukraina terus berlangsung tanpa henti.

Pada Senin (28/4/2025), serangan dengan lebih dari 100 drone dilaporkan menyerang sejumlah kota di Ukraina, termasuk Kharkiv dan Dnipro.

Baca juga: Zelensky: Perang Harus Diakhiri Secara Adil, Tak Boleh Beri Hadiah untuk Putin

Serangan ini mengakibatkan setidaknya satu orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

Serangan ini menunjukkan Rusia tidak menghormati pengumuman gencatan senjata sepihak dan terus melakukan serangan di wilayah Ukraina.

Banyak pihak yang merasa gencatan senjata yang diumumkan Putin tidak lebih dari sekadar langkah simbolis tanpa dampak nyata di lapangan.

Serangan yang terus berlanjut ini semakin memperburuk kondisi kemanusiaan di Ukraina dan memperbesar ketegangan antara Rusia, Ukraina, dan sekutunya.

4. Trump: Gencatan Senjata Tidak Cukup

Donald Trump menanggapi gencatan senjata yang diumumkan Putin dengan ketidakpuasan.

Trump menyatakan gencatan senjata tiga hari yang ditawarkan Rusia terlalu singkat dan tidak cukup untuk menghentikan pertumpahan darah yang terus berlanjut di Ukraina.

Menurut juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, Trump menginginkan gencatan senjata permanen yang bisa mengakhiri perang dan membuka jalan untuk perdamaian yang sesungguhnya.

Trump menyarankan penghentian permusuhan yang lebih lama diperlukan untuk memulai negosiasi yang berarti.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved