Konflik Rusia Vs Ukraina
Zelensky: Perang Harus Diakhiri Secara Adil, Tak Boleh Beri 'Hadiah' untuk Putin
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menegaskan bahwa perang dengan Rusia harus diakhiri secara adil tanpa memberikan 'hadiah untuk Presiden Rusia.
TRIBUNNES.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menegaskan bahwa perang dengan Rusia harus diakhiri secara adil tanpa memberikan 'hadiah untuk Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Tak hanya itu, Zelensky juga menolak tuntutan agar Kyiv menyerahkan konsesi teritorial.
Dalam konferensi video yang diadakan pada pertemuan puncak yang diselenggarakan oleh Polandia pada Selasa (29/4/2025), Zelensky menegaskan bahwa mengakhiri perang, tidak boleh hanya untuk memberi keuntungan untuk Putin.
"Kita semua ingin perang ini berakhir dengan cara yang adil, tanpa hadiah untuk Putin, terutama tanpa tanah," kata Zelensky, dikutip dari Arab News.
Pernyataan tersebut muncul di tengah laporan bahwa Amerika Serikat menyarankan agar garis depan di Ukraina dibekukan dan Rusia diberikan kendali atas semenanjung Krimea yang direbut pada tahun 2014.
Presiden Ukraina dengan tegas menolak gagasan tersebut.
Ia menegaskan bahwa wilayah Ukraina tidak akan diserahkan kepada Rusia, baik itu Krimea maupun wilayah lain yang diduduki.
Presiden AS, Donald Trump, pada Minggu (27/4/2025) sempat mengungkapkan pandangannya bahwa Zelensky mungkin akan menyerahkan semenanjung Krimea sebagai bagian dari penyelesaian perang.
Akan tetapi, Zelensky tetap teguh terhadap pendiriannya untuk tidak menyerahkan wilayahnya kepada Rusia.
Rusia telah berulang kali menuntut agar Ukraina menyerahkan lebih banyak wilayah.
Terutama di selatan dan timur negara tersebut, yang kini telah dikuasai oleh Moskow setelah invasi besar-besaran yang menewaskan ribuan orang dan menguasai sekitar 20 persen wilayah Ukraina.
Dalam konteks ini, Zelensky menekankan bahwa perjanjian damai yang adil tidak dapat diberikan tanpa pengakuan atas kedaulatan Ukraina.
Baca juga: Rusia Tolak Perpanjang Gencatan Senjata 72 Jam Jadi 30 Hari sesuai Usulan Ukraina
Zelensky juga menyerukan agar gencatan senjata tanpa syarat segera diterapkan, dan ini harus menjadi langkah pertama sebelum proses negosiasi dimulai.
"Mereka harus mengambil langkah-langkah yang jelas untuk mengakhiri perang, dan kami bersikeras bahwa gencatan senjata tanpa syarat dan lengkap harus menjadi langkah pertama," ujar Zelensky dalam pidato malamnya.
Pada Senin (28/4/2025), Putin memerintahkan gencatan senjata tiga hari yang mengejutkan, yang direncanakan berlangsung dari 8 hingga 10 Mei.
Ini bertepatan dengan peringatan Perang Dunia II di Moskow.
Akan tetapi, Zelensky dengan tegas mengkritik langkah ini.
Menurut Zelensky, usulan ini adalah upaya manipulasi untuk memberikan Putin waktu 'keheningan' selama parade militer.
"Saat ini, mereka khawatir bahwa parade mereka dalam bahaya, dan memang seharusnya begitu," kata Zelensky dalam pidato malamnya.
"Tetapi mereka harus khawatir bahwa perang ini masih berlangsung," tambahnya.
Pemimpin Ukraina itu mengklaim bahwa pihaknya tidak menginginkan perang ini terjadi.
"Kami di Ukraina tidak pernah menginginkan sedetik pun perang ini dan kami selalu mengatakan bahwa kami siap bekerja secepat mungkin dengan semua mitra yang dapat membantu menciptakan perdamaian dan menjamin keamanan," kata Zelensky, dikutip dari SkyNews.
Kemudian Zelensky mengatakan bahwa selama ini Rusia terus menuduh Ukraina yang ingin memulai peperangan.
Menurutnya, Rusia justru tidak menginginkan perdamaian terjadi.
"Namun, dia menuduh Rusia terus-menerus menolak segala bentuk upaya damai dan terus mencoba memanipulasi dunia internasional," jelasnya.
Terkait dengan gencatan senjata, Zelensky menyatakan bahwa itu harus segera diterapkan dengan penuh, tanpa syarat, dan tidak hanya berlangsung selama beberapa hari seperti yang direncanakan oleh Rusia.
"Itu harus segera, penuh, dan tanpa syarat, setidaknya selama 30 hari untuk memastikannya aman dan terjamin," tegasnya.
Zelensky menyerukan masyarakat internasional untuk mendukung gencatan senjata yang lebih panjang, yang tidak hanya akan memberikan ketenangan sementara tetapi juga langkah konkret menuju perdamaian yang sesungguhnya.
Presiden Ukraina berharap agar upaya perdamaian dapat dimulai dengan kesepakatan yang benar-benar mengutamakan kedaulatan dan keamanan Ukraina, serta menghentikan agresi Rusia yang telah mengorbankan begitu banyak nyawa.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Konflik Rusia vs Ukraina
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.