Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Puas AS Ikut Menolak Ukraina Gabung NATO, Kremlin: Sejalan dengan Sikap Kami

Juru Bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov mengungkapkan pihaknya merasa puas atas sikap AS yang ikut menentang Ukraina gabung NATO.

Kantor Presiden Ukraina
ZELENSKY DAN RUTTE - Foto ini diambil dari kantor Presiden Ukraina pada Rabu (16/4/2025), memperlihatkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky (kiri) dan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte (kanan) dalam kunjungannya di Odesa pada hari Selasa (15/4/2025). Rusia merasa puas setelah AS ikut menolak Ukraina bergabung dengan NATO. 

TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov mengungkapkan bahwa Kremlin menyambut baik Sikap Amerika Serikat (AS) terkait Ukraina yang ingin gabung dengan NATO.

Presiden AS, Donald Trump sebelumnya menyatakan bahwa keinginan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk bisa gabung dengan NATO tak akan pernah bisa terjadi.

Donald Trump juga menegaskan, konflik Ukraina disebabkan oleh ambisi Kyiv yang ingin bergabung dengan aliansi Eropa tersebut.

"Kami telah mendengar pernyataan yang dibuat di berbagai tingkat di Washington bahwa keanggotaan Ukraina di NATO dikesampingkan," kata Peskov, dikutip dari TASS.

"Ini adalah sesuatu yang membuat kami puas dan sejalan dengan sikap kami," lanjutnya.

Kantor berita Bloomberg melaporkan sebelumnya bahwa Washington menyampaikan proposal kepada sekutu-sekutunya di Paris untuk penyelesaian perang Ukraina.

Proposal tersebut termasuk penolakan untuk membahas keanggotaan Kyiv di NATO dan pelonggaran sanksi terhadap Rusia.

Selain itu, rancangan dokumen Amerika menetapkan bahwa semua wilayah yang dibebaskan oleh Rusia akan tetap berada di bawah kendali Rusia.

Pembahasan mengenai usulan ini akan dilanjutkan di London minggu ini.

Donald Trump sangat yakin bahwa perang antara Rusia dan Ukraina dapat berakhir pada minggu ini.

Bahkan, tim Trump mengancam bahwa Washington dapat membatalkan upaya perundingan damai jika tidak ada langkah yang diambil dalam waktu dekat.

Baca juga: Rusia Serang Target Sipil, Putin Tuduh Ukraina Jadikan Lokasi Itu Tameng Militer

"Keduanya kemudian akan mulai melakukan bisnis besar dengan Amerika Serikat, yang sedang berkembang pesat, dan menghasilkan banyak uang," kata Trump, dikutip dari Kyiv Independent.

Trump mengatakan pada Senin (21/4/2025) kemarin, bahwa AS telah mengadakan "pertemuan yang sangat baik" mengenai Rusia dan Ukraina.

Ia berjanji akan memberikan "rincian lengkap dalam tiga hari ke depan".

Sementara itu, Zelensky mengatakan bahwa delegasi Ukraina akan mengadakan pembicaraan mendatang dengan mitranya dari Amerika, Inggris, dan Prancis di London pada tanggal 23 April.

Setelah melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Zelensky mengatakan bahwa Kyiv siap untuk bergerak maju "dengan cara yang paling konstruktif untuk mencapai gencatan senjata tanpa syarat" dan perdamaian abadi.

Putin Usulkan Pembicaraan Bilateral dengan Ukraina

Presiden Rusia, Vladimir Putin secara mengejutkan telah mengusulkan pembicaraan bilateral dengan Ukraina untuk pertama kalinya sejak awal perang.

Menanggapi usulan Putin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky megatakan bahwa pihaknya "siap untuk pembicaraan apa pun" tentang gencatan senjata yang akan menghentikan serangan terhadap warga sipil.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.154: Pertama Kali, Putin Sebut Rusia-Kyiv Bisa Berunding Langsung

Kedua pemimpin menghadapi tekanan dari Amerika Serikat, yang mengancam akan meninggalkan upaya perdamaiannya kecuali ada kemajuan yang dicapai.

Rusia dan Ukraina menyatakan mereka terbuka terhadap gencatan senjata lebih lanjut setelah gencatan senjata Paskah selama 30 jam yang dideklarasikan oleh Moskow pada akhir pekan.

Ukraina akan mengambil bagian dalam pembicaraan dengan AS dan negara-negara Eropa pada hari Rabu di London, kata Zelensky.

Diskusi tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan di Paris minggu lalu, di mana AS dan negara-negara Eropa membahas cara-cara untuk mengakhiri perang.

Putin, saat berbicara dengan reporter TV pemerintah Rusia, mengatakan pertempuran telah kembali terjadi setelah gencatan senjata Paskah, yang diumumkannya secara sepihak pada hari Sabtu.

Baca juga: Kapsul Soyuz Bawa Pulang Kru Gabungan Rusia-Amerika dari Ruang Angkasa

Dan Moskow, katanya, terbuka terhadap inisiatif perdamaian apa pun dan mengharapkan hal yang sama dari Kyiv.

"Kami selalu membicarakan hal ini, bahwa kami memiliki sikap positif terhadap inisiatif perdamaian apa pun."

"Kami berharap perwakilan rezim Kyiv akan merasakan hal yang sama," kata Putin, dikutip dari Reuters.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved