Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas Bersedia Hentikan Operasi Militer, Serahkan Kendali atas Gaza jika Gencatan Senjata Berhasil

Hamas telah memberi tahu para mediator bahwa pihaknya bersedia menghentikan pengembangan senjata dan menggali terowongan jika hal ini terjadi.

Editor: Muhammad Barir
RNTV/TangkapLayar
SAYAP MILITER HAMAS - Personel Brigade Al Qassam, Sayap Militer Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, dalam sebuah parade militer di Jalur Gaza beberapa waktu lalu. Hamas membantah menyetujui usulan AS untuk memperpanjang gencatan senjata dan menyerukan Israel untuk melanjutkan negosiasi Tahap II gencatan senjata di mana pasukan Israel harus menarik diri dari Gaza dan membuka akses masuk bantuan kemanusiaan. 

Berdasarkan rencana tersebut, lokasi tertentu akan ditetapkan untuk penyimpanan senjata di bawah pengawasan bersama oleh pasukan Mesir dan Eropa, Al-Araby al-Jadeed melaporkan pada bulan Februari, seraya menambahkan bahwa sebuah komite Arab juga akan dibentuk untuk mengawasi pelanggaran. 

Rencana Mesir mencakup proses rekonstruksi beberapa tahap yang bernilai puluhan miliar dolar, dan dimaksudkan untuk membuka jalan bagi berdirinya negara Palestina.

Hamas juga akan menyerahkan pemerintahannya atas Jalur Gaza dan digantikan oleh Otoritas Palestina (PA).

Tidak jelas bagaimana rencana Mesir itu akan dimulai, karena Tel Aviv telah berulang kali menolak gagasan PA untuk memerintah daerah kantong itu.

Sejak dimulainya kembali operasi darat di Gaza dan perluasannya, Israel telah mengambil alih sedikitnya 50 persen wilayah tersebut. Hampir 2.000 orang telah tewas. 

Sementara itu, operasi perlawanan kembali meningkat di Gaza, satu bulan setelah Israel memperbarui perang dan serangan darat di jalur tersebut.

Seorang tentara Israel tewas dan lima lainnya terluka dalam penyergapan oleh sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, di kota Beit Hanoun di Gaza utara pada 19 April. 

Menurut penyelidikan militer Israel, para pejuang perlawanan muncul dari sebuah terowongan dan menyerang sebuah kendaraan yang membawa sekelompok tentara. Sebuah alat peledak kemudian diledakkan di dekat pasukan penyelamat yang tiba di lokasi kejadian.

Sekitar 75 persen sistem terowongan bawah tanah Hamas di Rafah masih utuh, dan kelompok tersebut telah merekrut ribuan pejuang baru, menurut laporan Ibrani baru-baru ini. 

Hamas juga masih memiliki kemampuan untuk menembakkan roket ke Israel.

 

 

SUMBER: THE CRADLE

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved