Paus Fransiskus Wafat
Mengenang Paus Fransiskus saat Pimpin Misa Agung di Indonesia yang Penuh Kesederhanaan
Paus Fransiskus wafat pada hari ini di Vatikan dalam usia 88 tahun. Berikut kenangan terkait kesederhanaan dirinya saat lawatan ke Indonesia.
Hal ini dikonfirmasi oleh Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo.
Suharyo mengungkapkan Paus Fransiskus lebih memilih tidur di Kedubes Vatikan.
"Beliau memilih tinggal di Kedubes Vatikan di Indonesia. Yang di hotel rombongannya," kata Suharyo saat itu.
Isi Khotbah Paus Fransiskus saat Pimpin Misa Agung
Paus Fransiskus sempat memimpin Misa Agung yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat pada 5 September 2024 lalu dalam rangkaian perjalanan apostoliknya.
Pada homili tersebut, ia meminta kepada umat untuk memegang sabda Tuhan sebagai kompas untuk mengarungi kehidupan.
Paus Fransiskus juga berharap agar sabda Tuhan tersebut dapat masuk ke relung hati manusia.
Ia mengungkapkan bahwa sabda Tuhan juga mampu untuk membuat manusia tidak kecewa dengan kefanaan duniawi.
"Kita selalu membutuhkan sebuah terang yang datang dari atas untuk menyinari langkah-langkah kita; akan air kehidupan yang memuaskan dahaga padng gurun jiwa, akan sebuah penghiburan yang tidak mengecewakan karena ia berasal dari surga dan bukan dari hal-hal fana dunia ini."
"Di tengah kekacauan dan kefanaan kata-kata manusia, ada kebutuhan akan sabda Allah, satu-satunya kompas bagi perjalanan kita, yang di tengah begitu banyaknya luka dan kehilangan, mampu menuntun kita menuju arti kehidupan sejati," kata Paus Fransiskus.
Di sisi lain, Paus Fransiskus juga meminta agar sabda Tuhan tidak hanya dianggap sebagai gagasan abstrak dan diingat manusia sesaat saja.
Ia berharap umat manusia memegang sabda Tuhan dalam situasi apapun yaitu saat suka maupun duka.
Lantas, dia mencontohkan salah satu murid Yesus Kristus yaitu Simon Petrus yang tetap percaya kepada gurunya itu untuk menebar jala agar mendapatkan ikan meski sebelumnya tak mendapatkan apa-apa.

Simon Petrus, kata Paus Fransiskus, langsung menerima mukjizat berupa ditangkapnya ikan setelah percaya kepada Yesus Kristus.
"Tentu saja, selalu akan ada kesulitan-kesulitan dan alasan-alasan untuk mengatakan tidak. Tetapi, marilah kita melihat sekali lagi sikap Petrus: datang dari satu malam yang sulit ketika ia tidak menangkap apa-apa, lelah dan kecewa, tetapi, daripada tinggal seolah-olah dilumpuhkan di dalam rasa hampa atau terhalang oleh kegagalannya sendiri, ia berkata:
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.