Minggu, 5 Oktober 2025

Paus Fransiskus Wafat

Mengenang Paus Fransiskus saat Pimpin Misa Agung di Indonesia yang Penuh Kesederhanaan

Paus Fransiskus wafat pada hari ini di Vatikan dalam usia 88 tahun. Berikut kenangan terkait kesederhanaan dirinya saat lawatan ke Indonesia.

AFP/TIZIANA FABI
PAUS FRANSISKUS WAFAT - Arsip foto dari Paus Fransiskus yang disambut saat tiba di Katedral Jakarta di Jakarta pada 4 September 2024. - Tur melelahkan Paus Fransiskus di Asia-Pasifik dimulai pada 4 September 2024 lalu, di mana pria berusia 87 tahun itu tampak dalam keadaan sehat dan bersemangat saat bertemu dengan presiden Indonesia. Paus Fransiskus diumumkan wafat pada Senin (21/4/2025) hari ini di Vatikan. Di sisi lain, dirinya sempat pergi ke Indonesia untuk perjalanan apostoliknya pada 3-5 September 2024 lalu. Dia begitu menjadi perhatian publik karena kesederhanaannya saat pergi ke Indonesia seperti enggan untuk menggunakan pesawat pribadi hingga memilih tidur di Kedubes Vatikan di Jakarta. (Photo by Tiziana FABI / AFP) 

Hal ini dikonfirmasi oleh Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo.

Suharyo mengungkapkan Paus Fransiskus lebih memilih tidur di Kedubes Vatikan.

"Beliau memilih tinggal di Kedubes Vatikan di Indonesia. Yang di hotel rombongannya," kata Suharyo saat itu.

Isi Khotbah Paus Fransiskus saat Pimpin Misa Agung

Paus Fransiskus sempat memimpin Misa Agung yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat pada 5 September 2024 lalu dalam rangkaian perjalanan apostoliknya.

Pada homili tersebut, ia meminta kepada umat untuk memegang sabda Tuhan sebagai kompas untuk mengarungi kehidupan.

Paus Fransiskus juga berharap agar sabda Tuhan tersebut dapat masuk ke relung hati manusia.

Ia mengungkapkan bahwa sabda Tuhan juga mampu untuk membuat manusia tidak kecewa dengan kefanaan duniawi.

"Kita selalu membutuhkan sebuah terang yang datang dari atas untuk menyinari langkah-langkah kita; akan air kehidupan yang memuaskan dahaga padng gurun jiwa, akan sebuah penghiburan yang tidak mengecewakan karena ia berasal dari surga dan bukan dari hal-hal fana dunia ini."

"Di tengah kekacauan dan kefanaan kata-kata manusia, ada kebutuhan akan sabda Allah, satu-satunya kompas bagi perjalanan kita, yang di tengah begitu banyaknya luka dan kehilangan, mampu menuntun kita menuju arti kehidupan sejati," kata Paus Fransiskus.

Di sisi lain, Paus Fransiskus juga meminta agar sabda Tuhan tidak hanya dianggap sebagai gagasan abstrak dan diingat manusia sesaat saja.

Ia berharap umat manusia memegang sabda Tuhan dalam situasi apapun yaitu saat suka maupun duka.

Lantas, dia mencontohkan salah satu murid Yesus Kristus yaitu Simon Petrus yang tetap percaya kepada gurunya itu untuk menebar jala agar mendapatkan ikan meski sebelumnya tak mendapatkan apa-apa.

Paus Fransiskus memberi isyarat saat berpidato di Grha Pemuda Youth Centre di Jakarta pada 4 September 2024. (Photo by Tatan SYUFLANA / POOL / AFP)
PAUS FRANSISKUS WAFAT - Arsip saat Paus Fransiskus memberi isyarat ketika berpidato di Grha Pemuda Youth Centre di Jakarta pada 4 September 2024. (Photo by Tatan SYUFLANA / POOL / AFP) (AFP/TATAN SYUFLANA)

Simon Petrus, kata Paus Fransiskus, langsung menerima mukjizat berupa ditangkapnya ikan setelah percaya kepada Yesus Kristus.

"Tentu saja, selalu akan ada kesulitan-kesulitan dan alasan-alasan untuk mengatakan tidak. Tetapi, marilah kita melihat sekali lagi sikap Petrus: datang dari satu malam yang sulit ketika ia tidak menangkap apa-apa, lelah dan kecewa, tetapi, daripada tinggal seolah-olah dilumpuhkan di dalam rasa hampa atau terhalang oleh kegagalannya sendiri, ia berkata:

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved