Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
25 Kota di Amerika Serikat yang Warganya Hidup Kekurangan Meski Bergaji Rp140 Juta per Bulan
Dengan pendapatan sekitar Rp140 juta per bulan, warga dari 25 kota ini masih akan hidup kekurangan, menurut studi terbaru
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM – Mencapai ambang pendapatan enam digit (sekitar 10 digit dalam rupiah) mungkin dianggap sebagai pencapaian finansial besar bagi banyak warga Amerika.
Namun, di sejumlah kota besar di AS, angka tersebut kini tidak lagi cukup untuk hidup layak.
Mengutip CBS News, di satu dari empat wilayah metropolitan besar di Amerika Serikat, sebuah keluarga dengan tiga orang yang berpenghasilan $100.000 per tahun, tetap akan kesulitan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, menurut analisis dari LendingTree.
Pendapatan rumah tangga tahunan rata-rata di AS tercatat sebesar $80.610 (sekitar Rp1,3 miliar), tapi itu untuk tahun 2023, menurut estimasi terbaru dari Biro Sensus AS.
"Bagi banyak generasi warga Amerika, $100.000 (sekitar Rp1,7 miliar) telah lama dianggap sebagai angka ajaib—simbol kesuksesan dan kestabilan finansial," demikian laporan tersebut.
"Namun, hal ini telah berubah drastis di banyak kota metropolitan besar di negara ini."
"Di 25 dari 100 kota metropolitan terbesar di AS, pendapatan rumah tangga sebesar $100.000 tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar."
Dalam menentukan kota-kota tersebut, LendingTree menganalisis delapan kategori pengeluaran utama yang biasanya dihadapi oleh keluarga beranggotakan tiga orang—seperti biaya sewa apartemen dua kamar tidur dan jasa penitipan anak—kemudian membandingkannya dengan pendapatan bulanan sebesar $8.333 (sekitar Rp140 juta) , yang merupakan hasil dari gaji tahunan $100.000.

Hasilnya, sejumlah wilayah metropolitan besar—mulai dari Los Angeles hingga New York—menunjukkan estimasi sisa pendapatan bulanan yang negatif.
“Saat ini memang masa yang sulit. Kenyataan bahwa Anda bisa menghasilkan pendapatan enam digit di banyak kota dan tetap merasa bangkrut, bahkan sebelum memperhitungkan cicilan utang, sungguh mengkhawatirkan,” kata Matt Schulz, kepala analis keuangan konsumen di LendingTree dan penulis studi tersebut.
“Namun, itulah realitas yang dihadapi banyak keluarga saat ini, dan sayangnya, tidak banyak alasan untuk optimis bahwa keadaan akan segera membaik.”
Baca juga: Tarif Impor AS Semakin Membingungkan, Barang-Barang China Dikenai Bea 245 Persen, Bagaimana Bisa?
“Ini berarti keluarga-keluarga harus membuat keputusan sulit dan melakukan pengorbanan nyata demi bisa bertahan hidup.”
Studi ini dirilis di tengah menurunnya tingkat kepercayaan konsumen, yang kini berada pada titik terendah sejak masa pandemi.
Hal ini dipicu oleh ketidakpastian ekonomi, termasuk dampak dari kebijakan tarif yang diterapkan pemerintahan Donald Trump.
Warga AS juga memperkirakan inflasi jangka panjang akan meningkat menjadi 4,4 persen, naik dari 4,1 persen pada bulan sebelumnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.