Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.148: Soal Warganya Turut Berperang, China Lontarkan Bantahan

Soal warga Tiongkok ditangkap dan tampil di depan publik, Tiongkok membantah keras tudingan bahwa mereka terlibat dalam perang Rusia-Ukraina.

Telegram Zelenskiy Official
TENTARA CHINA - Tangkapan layar Telegram Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperlihatkan momen di mana Dinas Kemanan Ukraina tengah menginterogasi salah seorang warga negara China yang diduga ikut berperang di pasukan Rusia pada Selasa (8/4/2025). Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, menyebut isu tersebut sebagai bentuk manipulasi dan sensasi. 

TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia-Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari 2022 telah memasuki hari ke-1.148 pada Rabu (16/4/2025).

Tiongkok menolak tuduhan yang mengaitkan negaranya dengan keterlibatan langsung dalam perang Rusia-Ukraina,.

Komentar dari China datang setelah dua warganya ditangkap oleh pasukan Ukraina.

Serangan pesawat nirawak (drone) Ukraina mengguncang kota Kursk di Rusia pada Selasa (15/4/2025).

Satu warga lanjut usia tewas dalam serangan tersebut dan sembilan orang lainnya terluka.

Dalam perkembangan lainnya, Ukraina, Inggris, Prancis, dan Turki tengah membahas keberadaan militer asing untuk memastikan keamanan Laut Hitam.

Pertemuan tersebut berlangsung di Ankara, Turki.

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.148:

China Bantah Terkait Perang Ukraina, Minta Dunia Tak Tergiring "Sensasi" Tahanan Warganya

Tiongkok menolak tuduhan yang mengaitkan negaranya dengan keterlibatan langsung dalam perang Rusia-Ukraina, menyusul penangkapan dua warganya oleh pasukan Ukraina.

Pernyataan ini dikeluarkan usai Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Moskow menggunakan warga negara Tiongkok di garis depan.

Zelensky juga mengklaim bahwa ratusan warga Tiongkok turut berperang.

Baca juga: 5 Populer Internasional: Kursk Membara, Drone Ukraina Serbu Rusia - Bantuan untuk Harvard Dibekukan

Dalam konferensi pers yang digelar di Kyiv pada Selasa (15/4/2025), dua warga negara Tiongkok yang menjadi tawanan perang tampil di bawah pengawalan bersenjata, The Guardian melaporkan.

Keduanya menyatakan harapan agar dapat dimasukkan dalam pertukaran tahanan dan menyampaikan pesan kepada warga Tiongkok lainnya agar tidak ikut serta dalam konflik tersebut.

Menanggapi hal ini, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, menyebut isu tersebut sebagai bentuk “manipulasi dan sensasi”.

Ia menegaskan bahwa pihaknya sedang memverifikasi informasi dan kondisi terkait kedua warga negaranya yang ditahan di Ukraina.

“Kami mendesak pihak-pihak terkait untuk memahami secara objektif dan tidak memihak posisi Tiongkok,” ujar Lin dalam pernyataan resminya, seperti dikutip dari The Guardian.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved