Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Tuduh Ukraina Gunakan Warga Sipil sebagai Tameng Manusia, Fasilitas Militer Ada di Pusat Kota
Kementerian Pertahanan Rusia menuduh Ukraina menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia, tapi belum ada tanggapan dari Kyiv.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Rusia mengatakan, dua rudalnya telah menghantam pertemuan perwira militer Ukraina di kota Sumy, Minggu (13/4/2025).
Ukraina mengatakan, serangan Rusia telah menewaskan 34 orang dan melukai 117 orang.
Sementara, Kementerian Pertahanan Rusia menuduh Ukraina menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia dengan menempatkan fasilitas militer dan menyelenggarakan acara yang melibatkan tentara di pusat kota yang berpenduduk padat.
Tidak ada tanggapan langsung dari Kyiv atas tuduhan "tameng manusia" tersebut.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pasukannya telah menembakkan "dua rudal taktis Iskander-M ke tempat pertemuan" dari apa yang disebutnya kelompok taktis operasional angkatan bersenjata Ukraina.
Dikatakan bahwa lebih dari 60 tentara Ukraina tewas dalam serangan itu.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuntut tanggapan internasional yang keras terhadap Moskow atas serangan itu, yang terjadi saat Presiden AS Donald Trump berupaya keras untuk membuat kemajuan terhadap janjinya untuk segera mengakhiri perang.
Para pemimpin Inggris, Jerman, dan Italia juga mengutuk serangan itu.
Sementara itu, saat ditanya tentang serangan Sumy, Trump mengatakan pada Minggu malam bahwa ia berusaha menghentikan perang.
"Saya pikir itu mengerikan dan saya diberitahu mereka melakukan kesalahan, tetapi saya pikir itu hal yang mengerikan. Saya pikir seluruh perang adalah hal yang mengerikan," katanya kepada wartawan.
Trump tidak menjelaskan apakah dia mengatakan serangan itu tidak disengaja.
Baca juga: Iran Ngadu ke Rusia dan Italia ke AS, Intrik Dua Mitra sebelum Perundingan Kedua Bahas Nuklir
Juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, ditanyai dalam pengarahan hariannya bagaimana Kremlin memandang komentar Trump dan apakah serangan itu dilakukan karena kesalahan.
Dia menjawab bahwa Kremlin tidak mengomentari jalannya perang, dan ini merupakan urusan kementerian pertahanan.
"Saya hanya dapat mengulang dan mengingatkan Anda tentang pernyataan berulang dari presiden dan perwakilan militer kita bahwa militer kita menyerang secara eksklusif pada target militer dan target yang berdekatan dengan militer," katanya, Minggu, dilansir Al Arabiya.
Kecaman Internasional
Menteri Luar Negeri Polandia Radek Sikorski, yang negaranya memegang jabatan presiden bergilir Uni Eropa, menyebut serangan itu sebagai "jawaban mengejek Rusia" atas persetujuan Kyiv terhadap gencatan senjata yang diusulkan AS lebih dari sebulan lalu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.