Kamis, 2 Oktober 2025

Prancis Tangkap Diplomat Top Rusia Saat Tiba di Bandara, Rusia Protes Keras

Segera setelah tindakan Paris, Rusia memanggil Duta Besar Prancis di Moskow untuk menyerahkan nota protes.

Editor: Hasanudin Aco
Kementerian Luar Negeri Rusia/TASS
TANGKAP DIPLOMAT - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova protes Prancis menangkap diplomat top Rusia. 

TRIBUNNEWS.COM, PRANCIS - Pihak keamanan Prancis dilaporkan menangkap seorang diplomat staf Kementerian Luar Negeri Rusia di bandara Charles de Gaulle di Paris pada Minggu (6/5/2025).

Rusia langsung meminta penjelasan Prancis.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa pasukan keamanan Prancis juga menyita komputer dan telepon genggam diplomat Rusia itu.

Segera setelah tindakan Paris, Rusia memanggil Duta Besar Prancis di Moskow untuk menyerahkan nota protes.

Rusia mengutuk keras insiden tersebut, menyebutnya sebagai "tindakan memalukan" dan menuntut agar pemerintah Prancis memberikan penjelasan yang jelas tentang apa sebenarnya yang terjadi.

"Kementerian Luar Negeri Rusia telah menyampaikan nota protes keras kepada kepala kedutaan Prancis. Berkat tindakan diplomatik ini, kolega kami akhirnya diizinkan memasuki negara tersebut, tetapi ditahan di area bandara selama sehari penuh. Kami tidak bermaksud meninggalkan tempat ini tanpa mengambil tindakan balasan," kata Zakharova.

Belum jelas mengapa pegawai Kementerian Luar Negeri Rusia ditahan di Prancis.

Zakharova mengatakan bahwa staf Kementerian Luar Negeri Rusia datang ke Prancis sebagai bagian dari delegasi resmi dan telah diberikan visa Prancis.

Paris belum mengomentari masalah tersebut.

"Sementara itu, staf konsulat Rusia di Paris harus menunggu hampir tujuh jam untuk menghubungi pejabat Rusia yang ditahan," kata Zakharova. 

 "Kedutaan Besar Rusia segera mengirim seorang petugas konsuler ke bandara. Diplomat kami harus menunggu hampir tujuh jam untuk bisa bertemu dengan koleganya, yang telah tiba di Prancis sebagai bagian dari delegasi resmi," tambahnya.

"Kami tidak ingin membiarkan hal ini tanpa konsekuensi," katanya.

Tidak ada tanggapan langsung dari Paris.

"Kami tentu saja menuntut penjelasan dari pihak Prancis. Terus terang, sulit membayangkan bagaimana mereka akan membenarkan diri mereka sendiri," kata Zakharova dalam pengarahan tersebut.

'Benar-benar tidak dapat diterima'

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved