Sabtu, 4 Oktober 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Perang Dagang Memanas, China Keluarkan Travel Warning ke AS Buntut Kenaikan Tarif Impor oleh Trump

Pemerintah China secara resmi mengeluarkan peringatan kepada warganya yang berencana bepergian ke Amerika Serikat.

Freepik
PATUNG LIBERTY - Foto ini diambil dari Freepik pada Kamis (10/4/2025) yang menunjukkan patung Liberty di New York, Amerika Serikat. Pemerintah China secara resmi mengeluarkan peringatan kepada warganya yang berencana bepergian ke Amerika Serikat, baik untuk tujuan wisata maupun pendidikan. 

Beijing membalas dengan  mengenakan tarif sebesar 34 persen terhadap barang-barang Amerika, dikutip dari independent.co.uk.

Tidak berhenti sampai di situ, perang dagang terus berlanjut.

Hingga Trump mengumumkan tarif tambahan sebesar 50 persen menjadi 104 persen.

Trump mengklaim bahwa keputusan ini lantaran China menolak menarik kembali pungutan balasannya.

Kemudian Trump membuat keputusan mengejutkan dengan mengumumkan penghentian sementara selama 90 hari terhadap semua tarif 'timbal balik' yang sebelumnya dikenakan terhadap puluhan negara mitra dagang. 

Namun, keputusan ini secara tegas tidak berlaku untuk China, yang justru akan menghadapi kenaikan tarif hingga 125 persen.

“Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan Tiongkok kepada Pasar Dunia, dengan ini saya menaikkan Tarif yang dikenakan Amerika Serikat kepada Tiongkok menjadi 125 persen, yang berlaku segera,” tulis Trump, dikutip dari CNN.

“Pada suatu saat, mudah-mudahan dalam waktu dekat, Tiongkok akan menyadari bahwa hari-hari menipu AS dan Negara-negara lain tidak lagi dapat dipertahankan atau diterima," tambahnya.

Atas keputusan Trump ini, kementerian luar negeri China menuduh AS melakukan pemaksaan ekonomi.

"AS mencari hegemoni atas nama timbal balik, mengorbankan kepentingan sah semua negara untuk melayani kepentingan egoisnya sendiri. Ini adalah unilateralisme, proteksionisme, dan intimidasi ekonomi yang khas," kata juru bicara Lin Jian.

Ia menganggap bahwa penerapan tarif yang tinggi ini sama saja merampas hak-hak negara dalam pembangunan.

“Penyalahgunaan tarif oleh Amerika Serikat sama saja dengan merampas hak pembangunan negara-negara, terutama di belahan bumi selatan," tegasnya.

Langkah-langkah tersebut menandai eskalasi lebih lanjut dalam perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia, yang tidak hanya berdampak pada sektor perdagangan, tetapi juga mulai merambah ke ranah pendidikan dan hubungan antarwarga kedua negara.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait China dan Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved