Sabtu, 4 Oktober 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Perang Dagang Memanas, China Keluarkan Travel Warning ke AS Buntut Kenaikan Tarif Impor oleh Trump

Pemerintah China secara resmi mengeluarkan peringatan kepada warganya yang berencana bepergian ke Amerika Serikat.

Freepik
PATUNG LIBERTY - Foto ini diambil dari Freepik pada Kamis (10/4/2025) yang menunjukkan patung Liberty di New York, Amerika Serikat. Pemerintah China secara resmi mengeluarkan peringatan kepada warganya yang berencana bepergian ke Amerika Serikat, baik untuk tujuan wisata maupun pendidikan. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah China secara resmi mengeluarkan peringatan kepada warganya yang berencana bepergian ke Amerika Serikat, baik untuk tujuan wisata maupun pendidikan.

Langkah ini diambil menyusul memburuknya hubungan perdagangan dan meningkatnya tensi geopolitik antara kedua negara, yang saat ini tengah terlibat dalam perang tarif yang kian memanas.

Dalam pernyataan resminya, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China menyebutkan bahwa warga yang hendak berkunjung ke AS diimbau untuk 'menilai sepenuhnya risiko perjalanan' dan 'bepergian dengan hati-hati'.

Kementerian itu mengaitkan peringatan tersebut dengan memburuknya hubungan ekonomi dan perdagangan China-AS serta situasi keamanan dalam negeri di Amerika Serikat, dikutip dari Anadolu Anjansi.

Tak hanya itu, Kementerian Pendidikan China juga mengeluarkan peringatan khusus bagi pelajar yang akan atau sedang menempuh studi di AS

Peringatan tersebut mengacu pada rancangan undang-undang terbaru di negara bagian Ohio yang dianggap berpotensi membatasi kerja sama pendidikan antara institusi AS dan China.

RUU tersebut, seperti dilaporkan oleh WCMH-TV di Ohio, melarang universitas negeri AS untuk membentuk atau memperbarui kemitraan dengan lembaga pendidikan atau penelitian di China, kecuali jika langkah-langkah keamanan yang ketat telah diterapkan.

Selain itu, undang-undang ini juga melarang institusi pendidikan menerima dana, sumbangan, atau kontribusi dari organisasi yang memiliki hubungan dengan China.

Oleh karena itu, kementerian pendidikan China mengimbau kepada warganya yang akan menjalankan studi di AS.

“Kami mendesak para siswa untuk melakukan penilaian risiko yang cermat dan meningkatkan kewaspadaan terhadap segala bentuk tindakan pencegahan sebelum memutuskan studi di negara bagian terkait,” tulis Kementerian Pendidikan dalam pernyataan terpisah.

Peringatan ganda ini muncul setelah Tiongkok menaikkan tarif terhadap seluruh impor dari AS menjadi 84 persen.

Di mana ini merupakan respons atas keputusan Presiden AS Donald Trump yang sebelumnya telah menaikkan tarif timbal balik terhadap produk impor dari China menjadi 125 persen.

Baca juga: China Siapkan Senjata Ini untuk Balas Trump, Berupa Tarif 84 Persen Barang AS yang Masuk ke China

Perang Dagang China-AS Kian Memanas

Pada awal bulan ini, Trump mengenakan tarif baru sebesar 34 pesen terhadap China.

Sehingga total tarif impor China sebesar 54 persen.

Tak terima dengan keputusan Trump, China kemudian memberikan tarif balasan.

Beijing membalas dengan  mengenakan tarif sebesar 34 persen terhadap barang-barang Amerika, dikutip dari independent.co.uk.

Tidak berhenti sampai di situ, perang dagang terus berlanjut.

Hingga Trump mengumumkan tarif tambahan sebesar 50 persen menjadi 104 persen.

Trump mengklaim bahwa keputusan ini lantaran China menolak menarik kembali pungutan balasannya.

Kemudian Trump membuat keputusan mengejutkan dengan mengumumkan penghentian sementara selama 90 hari terhadap semua tarif 'timbal balik' yang sebelumnya dikenakan terhadap puluhan negara mitra dagang. 

Namun, keputusan ini secara tegas tidak berlaku untuk China, yang justru akan menghadapi kenaikan tarif hingga 125 persen.

“Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan Tiongkok kepada Pasar Dunia, dengan ini saya menaikkan Tarif yang dikenakan Amerika Serikat kepada Tiongkok menjadi 125 persen, yang berlaku segera,” tulis Trump, dikutip dari CNN.

“Pada suatu saat, mudah-mudahan dalam waktu dekat, Tiongkok akan menyadari bahwa hari-hari menipu AS dan Negara-negara lain tidak lagi dapat dipertahankan atau diterima," tambahnya.

Atas keputusan Trump ini, kementerian luar negeri China menuduh AS melakukan pemaksaan ekonomi.

"AS mencari hegemoni atas nama timbal balik, mengorbankan kepentingan sah semua negara untuk melayani kepentingan egoisnya sendiri. Ini adalah unilateralisme, proteksionisme, dan intimidasi ekonomi yang khas," kata juru bicara Lin Jian.

Ia menganggap bahwa penerapan tarif yang tinggi ini sama saja merampas hak-hak negara dalam pembangunan.

“Penyalahgunaan tarif oleh Amerika Serikat sama saja dengan merampas hak pembangunan negara-negara, terutama di belahan bumi selatan," tegasnya.

Langkah-langkah tersebut menandai eskalasi lebih lanjut dalam perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia, yang tidak hanya berdampak pada sektor perdagangan, tetapi juga mulai merambah ke ranah pendidikan dan hubungan antarwarga kedua negara.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait China dan Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved