Konflik Rusia Vs Ukraina
Lebih dari 150 Tentara Bayaran China Diklaim Bertempur untuk Rusia di Ukraina, 2 Orang Ditangkap
Zelensky mengumumkan militer Ukraina telah menangkap dua warga negara China yang bertempur bersama tentara Rusia di tanah Ukraina.
"China merupakan pendukung utama Rusia dalam perang di Ukraina," kata Bruce, masih dari AP News.
"China menyediakan hampir 80 persen dari barang-barang serbaguna yang dibutuhkan Rusia untuk mendukung perang," ungkapnya.
Namun Keith Kellogg, utusan khusus Trump untuk Ukraina dan Rusia, mengatakan dia "belum yakin", personel Tiongkok yang diidentifikasi berperang atas nama Rusia melawan Ukraina lebih dari sekadar tentara bayaran atau sukarelawan.
"Ada aksioma di militer, laporan pertama selalu salah," kata Kellogg saat tampil di Universitas Georgetown, Rabu.
"Dan ini adalah salah satu dari aksioma itu, mari kita duduk dan melihat bagaimana ini terjadi, karena bisa jadi itu adalah relawan," jelasnya.
Kellogg mencatat, Ukraina juga memiliki relawan dari negara lain, termasuk Amerika Serikat, yang bertempur atas namanya.
Ia menambahkan, laporan awal mengenai personel Tiongkok tidak sebanding dengan pengerahan ribuan pasukan Korea Utara ke garis depan.
Baca juga: Tentara Rusia Klaim Rebut Kembali Benteng Terakhir Ukraina di Kursk, Targetkan 2 Pemukiman Lagi

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, juga menyebut Beijing sebagai "pendukung utama perang Rusia."
"Barang-barang dengan fungsi ganda memasuki Rusia melalui Tiongkok," katanya di Brussels.
Ia menambahkan, "jelas bahwa jika Tiongkok benar-benar ingin menghentikan dukungan tersebut, maka hal itu akan berdampak."
Sebagai informasi, China telah meningkatkan penjualan peralatan mesin, mikroelektronika, dan teknologi lain ke Rusia yang pada gilirannya digunakan Moskow untuk memproduksi rudal, tank, pesawat terbang, dan persenjataan lain untuk perang, menurut penilaian AS tahun lalu.
Ketegangan antara AS dan China telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Perselisihan berpusat pada pengaruh geopolitik, teknologi, dan perdagangan — dan tarif impor yang meningkat baru-baru ini antara kedua negara telah mengguncang pasar keuangan global.
Presiden AS Donald Trump berupaya memenuhi janji kampanye tahun lalu untuk segera mengakhiri perang di Ukraina.
China sebelumnya telah mengajukan rencana perdamaian yang tidak jelas yang dengan cepat ditolak oleh sebagian besar pengamat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.