Senin, 29 September 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

Trump Kembali Berulah, AS Naikkan Tarif Impor China hingga 104 Persen, Beijing Tak Gentar

Presiden AS, Donald Trump kembali menaikkan tarif impor terhadap China sebesar 104%. Meski begitu, China tak akan gentar dengan ancaman AS.

Facebook The White House
TARIF DAGANG AS - Foto ini diambil pada Kamis (3/4/2025) dari Facebook The White House memperlihatkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berbicara selama konferensi pers setelah menandatangani kenaikan tarif dagang baru antara AS dan negara lain di dunia, di Gedung Putih di Washington, DC, AS pada Rabu (2/4/2025). Terbaru, Donald Trump menaikkan lagi tarif impor terhadap China sebesar 104%. 

TRIBUNNEWS.COM - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China semakin memanas.

Terbaru, Presiden AS Donald Trump kembali menaikkan tarif impor yang sangat tinggi terhadap China, yakni sebesar 104 persen, kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt.

Sebelumnya, China telah bersiap untuk menaikkan tarif sebesar 34 persen sebagai dari paket tarif "timbal balik" Donald Trump.

Namun, Donald Trump menambahkan 50 persen lagi setelah Beijing tidak menarik kembali janjinya untuk mengenakan tarif balasan sebesar 34 persen pada barang-barang AS.

China bahkan menambahkan bea masuk tambahan terhadap barang-barang AS sebesar 84 persen.

Kementerian Perdagangan China mengatakan sebelumnya bahwa pihaknya "menentang keras" tarif tambahan sebesar 50% atas impor Tiongkok, dan menyebutnya sebagai "kesalahan demi kesalahan".

Kementerian tersebut berjanji akan meningkatkan tindakan balasannya atas ekspor AS.

Saham AS, yang melonjak pada Selasa (8/4/2025) pagi, mulai bergerak turun menyusul komentar Leavitt.

Pasar akhirnya mengakhiri hari dengan penurunan yang signifikan.

Dow turun 320 poin, atau 0,84%. S&P 500 yang lebih luas turun 1,57%. Nasdaq Composite yang sarat teknologi turun 2,15%.

"Negara-negara seperti China, yang memilih untuk membalas dan mencoba menggandakan perlakuan buruk mereka terhadap pekerja Amerika, telah melakukan kesalahan," kata Leavitt, dikutip dari CNN.

Baca juga: Profesor Oxford: Tarif Trump Bukan Obat, Tapi Racun bagi Ekonomi Global

"Presiden Trump memiliki tulang punggung baja, dan dia tidak akan patah," tegasnya.

"China ingin membuat kesepakatan, tetapi mereka tidak tahu bagaimana melakukannya," imbuhnya.

Ia menolak untuk menyebutkan syarat apa saja yang akan dipertimbangkan Trump untuk menurunkan tarif terhadap China.

Pasar Asia sebagian besar mengikuti penurunan Wall Street, dengan Nikkei 225 Jepang dibuka sekitar 3% lebih rendah pada hari Rabu, sebelum memangkas setengah dari penurunan tersebut. Indeks acuan ASX 200 Australia turun sekitar 1%.

China Tak Gentar

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan