Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Ribuan Warga Mesir Geruduk Perbatasan Rafah, Kutuk Pencaplokan Israel: Gaza Adalah Garis Merah

Ribuan warga Mesir berdemo menolak pemindahan paksa warga Gaza dari tanah mereka sebagai bagian dari upaya Israel menduduki dan mencaplok Gaza

Anews/Tangkap Layar
DUKUNG GAZA - Ribuan warga Mesir berunjuk rasa untuk mendukung warga Palestina pada Selasa (8/4/2025), menentang pemindahan paksa warga Palestina. Protes tersebut berlangsung di dekat Arish, bertepatan dengan kunjungan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Presiden Prancis Emmanuel Macron. 

Ribuan Warga Mesir Geruduk Perbatasan Gaza, Kutuk Pencaplokan Israel: Gaza Adalah Garis Merah

TRIBUNNEWS.COM - Ribuan warga Mesir berkumpul di sepanjang jalan menuju kota Arish di timur laut dekat perbatasan Rafah, Jalur Gaza Selatan, Selasa (8/4/2025).

Ribuan warga Mesir itu berunjuk rasa untuk menunjukkan dukungan bagi warga Palestina.

Penduduk Mesir tersebut juga menyerukan penolakan terhadap pemindahan paksa warga Gaza dari tanah mereka sebagai bagian dari upaya Israel menduduki dan mencaplok wilayah kantung Palestina tersebut.

Baca juga: Mundur dari Gaza Utara, Tentara Israel Perluas Serangannya ke Rafah, Obok-obok Perbatasan Mesir

Protes massal tersebut bertepatan dengan kunjungan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan mitranya dari Prancis Emmanuel Macron ke Arish, ibu kota provinsi Sinai Utara.

Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera Mesir dan Palestina , bersama dengan spanduk berbahasa Arab, Inggris, dan Prancis yang mendukung perjuangan Palestina dan Gaza, seperti yang ditunjukkan dalam rekaman langsung yang disiarkan oleh media pemerintah Mesir.

"Tidak untuk penggusuran ," "Tidak untuk likuidasi perjuangan Palestina," "Kami semua mendukung perjuangan Palestina," dan "Gaza adalah garis merah," demikian bunyi spanduk yang dikibarkan oleh para pengunjuk rasa, menurut seorang reporter Anadolu.

Para pengunjuk rasa juga meneriakkan slogan-slogan yang menolak rencana penggusuran warga Palestina dari tanah mereka dan mengutuk perang genosida Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023.

DUKUNG GAZA - Ribuan warga Mesir berunjuk rasa untuk mendukung warga Palestina pada Selasa (8/4/2025), menentang pemindahan paksa warga Palestina. Protes tersebut berlangsung di dekat Arish, bertepatan dengan kunjungan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
DUKUNG GAZA - Ribuan warga Mesir berunjuk rasa untuk mendukung warga Palestina pada Selasa (8/4/2025), menentang pemindahan paksa warga Palestina. Protes tersebut berlangsung di dekat Arish, bertepatan dengan kunjungan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Anews/Tangkap Layar)

Tentara Israel memperbarui serangan mematikan di Gaza pada tanggal 18 Maret dan sejak itu telah menewaskan lebih dari 1.400 orang, melukai lebih dari 3.600 lainnya, dan menghancurkan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan pada bulan Januari di daerah kantong tersebut.

Minggu lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan meningkatkan serangan terhadap Gaza sementara upaya sedang dilakukan untuk melaksanakan rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengusir warga Palestina dari daerah kantong itu.

Lebih dari 50.800 warga Palestina telah terbunuh di Gaza dalam serangan brutal Israel sejak Oktober 2023, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan November lalu untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.

DIUSIR PAKSA - Warga Palestina terlihat membawa barang-barang mereka setelah melarikan diri dari rumah mereka di Beit Lahia, di Jalur Gaza utara, pada 22 Maret 2025. Seiring buntunya negosiasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel, IDF memerintahkan pengusiran paksa penduduk dari zona-zona yang mereka nilai sebagai basis perlawanan Hamas di Jalur Gaza. Pengusiran paksa ini dimajukan Israel dengan klaim mendukung usulan Presiden AS, Donald Trump untuk memindahkan penduduk Gaza ke negara ketiga.
DIUSIR PAKSA - Warga Palestina terlihat membawa barang-barang mereka setelah melarikan diri dari rumah mereka di Beit Lahia, di Jalur Gaza utara, pada 22 Maret 2025. Seiring buntunya negosiasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel, IDF memerintahkan pengusiran paksa penduduk dari zona-zona yang mereka nilai sebagai basis perlawanan Hamas di Jalur Gaza. Pengusiran paksa ini dimajukan Israel dengan klaim mendukung usulan Presiden AS, Donald Trump untuk memindahkan penduduk Gaza ke negara ketiga. (Foto oleh Khalil Kahlout/Flash90)

Usulan Baru Mesir Soal Negosiasi Gencatan Senjata

Mediator Hamas dan Israel, Mesir, mengirim delegasinya ke Doha, Qatar untuk menyampaikan usulan pada hari Kamis (27/3/2025).

Para mediator, Mesir, Qatar, dan sekutu Israel, Amerika Serikat (AS) berupaya untuk mendorong berlanjutnya negosiasi gencatan senjata yang terputus setelah Israel kembali meluncurkan serangan udara di Gaza sejak 18 Maret 2025.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved