Konflik Palestina Vs Israel
Ribuan Warga Mesir Geruduk Perbatasan Rafah, Kutuk Pencaplokan Israel: Gaza Adalah Garis Merah
Ribuan warga Mesir berdemo menolak pemindahan paksa warga Gaza dari tanah mereka sebagai bagian dari upaya Israel menduduki dan mencaplok Gaza
Ribuan Warga Mesir Geruduk Perbatasan Gaza, Kutuk Pencaplokan Israel: Gaza Adalah Garis Merah
TRIBUNNEWS.COM - Ribuan warga Mesir berkumpul di sepanjang jalan menuju kota Arish di timur laut dekat perbatasan Rafah, Jalur Gaza Selatan, Selasa (8/4/2025).
Ribuan warga Mesir itu berunjuk rasa untuk menunjukkan dukungan bagi warga Palestina.
Penduduk Mesir tersebut juga menyerukan penolakan terhadap pemindahan paksa warga Gaza dari tanah mereka sebagai bagian dari upaya Israel menduduki dan mencaplok wilayah kantung Palestina tersebut.
Baca juga: Mundur dari Gaza Utara, Tentara Israel Perluas Serangannya ke Rafah, Obok-obok Perbatasan Mesir
Protes massal tersebut bertepatan dengan kunjungan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan mitranya dari Prancis Emmanuel Macron ke Arish, ibu kota provinsi Sinai Utara.
Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera Mesir dan Palestina , bersama dengan spanduk berbahasa Arab, Inggris, dan Prancis yang mendukung perjuangan Palestina dan Gaza, seperti yang ditunjukkan dalam rekaman langsung yang disiarkan oleh media pemerintah Mesir.
"Tidak untuk penggusuran ," "Tidak untuk likuidasi perjuangan Palestina," "Kami semua mendukung perjuangan Palestina," dan "Gaza adalah garis merah," demikian bunyi spanduk yang dikibarkan oleh para pengunjuk rasa, menurut seorang reporter Anadolu.
Para pengunjuk rasa juga meneriakkan slogan-slogan yang menolak rencana penggusuran warga Palestina dari tanah mereka dan mengutuk perang genosida Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023.

Tentara Israel memperbarui serangan mematikan di Gaza pada tanggal 18 Maret dan sejak itu telah menewaskan lebih dari 1.400 orang, melukai lebih dari 3.600 lainnya, dan menghancurkan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan pada bulan Januari di daerah kantong tersebut.
Minggu lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan meningkatkan serangan terhadap Gaza sementara upaya sedang dilakukan untuk melaksanakan rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengusir warga Palestina dari daerah kantong itu.
Lebih dari 50.800 warga Palestina telah terbunuh di Gaza dalam serangan brutal Israel sejak Oktober 2023, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan November lalu untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.

Usulan Baru Mesir Soal Negosiasi Gencatan Senjata
Mediator Hamas dan Israel, Mesir, mengirim delegasinya ke Doha, Qatar untuk menyampaikan usulan pada hari Kamis (27/3/2025).
Para mediator, Mesir, Qatar, dan sekutu Israel, Amerika Serikat (AS) berupaya untuk mendorong berlanjutnya negosiasi gencatan senjata yang terputus setelah Israel kembali meluncurkan serangan udara di Gaza sejak 18 Maret 2025.
Konflik Palestina Vs Israel
Peringati Satu Tahun Serangan Pager, Hizbullah Puji Ketabahan Para Korban |
---|
Pertama Kalinya, Pimpinan Hamas Buka Suara soal Detik-detik Serangan Israel di Doha |
---|
Demi Merebut Gaza, Israel Buka Rute Baru untuk Usir Warga Palestina |
---|
Erdogan Menyerukan Persatuan Islam, Samakan Netanyahu dengan Adolf Hitler |
---|
Israel Rilis Rute Pengungsian Warga Kota Gaza, Hanya Dibuka 48 Jam |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.