Konflik Palestina Vs Israel
VIDEO Bukti Tentara Israel Tembaki Paramedis dan Ambulans Rotator Menyala: Dibantai di Rafah
video itu secara jelas memperlihatkan ambulans dan truk pemadam kebakaran yang membawa 14 paramedis dan personel pertahanan sipil ditembaki Israel
VIDEO Bukti Tentara Israel Tembaki Paramedis dan Ambulans Rotator Menyala yang Dibantai di Rafah
TRIBUNNEWS.COM - Media Amerika Serikat (AS) The New York Times melaporkan kalau mereka memperoleh sebuah video dari telepon satu di antara anggota paramedis yang ditemukan di kuburan massal di Rafah, Gaza selatan.
Sebagai informasi, penembakan terhadap para paramedis ini terjadi pada 23 Maret 2025 silam.
Baca juga: Qassam Balas Ultimatum Israel: Tel Aviv Saksikan Lagi Kematian Sandera Jika IDF Nekat Lanjut Perang
Jenazah para kru medis ini belakangan ditemukan bersama korban lain penembakan tentara Israel (IDF) dalam sebuah kuburan massal di Rafah.
"Video itu membantah narasi Israel tentang pembantaian tersebut dengan dalil kalau saat penembakan dilakukan, ambulans dan para krunya, termasuk puluhan paramedis yang ditembaki, bergerak 'mencurigakan'," tulis laporan Khaberni, mengutip ulasan New York Times, Minggu (6/5/2025).
Surat kabar Amerika itu menambahkan, video itu secara jelas memperlihatkan ambulans dan truk pemadam kebakaran yang membawa 14 paramedis dan personel pertahanan sipil.
Laporan juga mencatat kalau lampu darurat kendaraan itu (rotator) menyala ketika mereka menjadi sasaran penembakan pasukan Israel.
"The New York Times mengatakan pihaknya memperoleh video tersebut dari seorang diplomat senior PBB dan memverifikasi lokasi dan waktunya," kata Khaberni.
Surat kabar itu menambahkan kalau suara paramedis tersebut dapat didengar dalam video saat mengulang kalimat Syahadat waktu mereka ditembaki.
Laporan juga mengutip Nibal Farsakh, juru bicara Bulan Sabit Merah (Palang Merah) Palestina, yang mengatakan kalau paramedis yang merekam video tersebut telah ditembak di kepala.
"Video tersebut membantah pernyataan Israel, yang mengklaim bahwa kendaraan tersebut "bergerak mencurigakan" tanpa menyalakan lampu atau sinyal darurat," tulis laporan tersebut.
Berikut adalah video lansiran The New York Times yang membantah narasi Israel terkait pembantaian kru paramedis di Rafah:
Sangat Terkejut
Pekan lalu, Bulan Sabit Merah Palestina menemukan 14 jenazah setelah serangan Israel di kota Rafah, termasuk delapan stafnya, lima dari Pertahanan Sipil, dan seorang pegawai badan PBB.
Bulan Sabit Merah menyatakan "keterkejutan yang mendalam" atas serangan yang terus berlanjut terhadap awaknya, meskipun mereka mengenakan lambang Bulan Sabit Merah, yang dilindungi berdasarkan hukum internasional.
Komite Palang Merah Internasional juga menyatakan "keterkejutan mendalam" atas penargetan kru medis ini oleh tentara IDF.
Sebagai informasi, kontak dengan para korban hilang pada tanggal 23 Maret.
Israel telah menewaskan 27 pekerja Bulan Sabit Merah saat menjalankan tugas kemanusiaan mereka di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Hal mengerikan ini terjadi di tengah janji Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk meningkatkan serangan IDF di Jalur Gaza dan melaksanakan rencana Presiden AS Donald Trump untuk menggusur warga Palestina.
Dengan dukungan penuh Amerika, Israel telah melakukan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang menyebabkan lebih dari 165.000 warga Palestina tewas dan terluka, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan wanita, dan lebih dari 11.000 orang hilang.
"Gaza tengah menyaksikan eskalasi militer berkelanjutan oleh pendudukan Israel, di tengah kemerosotan total dalam situasi kemanusiaan dan kesehatan, dengan Tel Aviv memberlakukan blokade menyeluruh terhadap wilayah tersebut, mengabaikan semua seruan internasional untuk mencabut blokade tersebut," tulis Khaberni.

IDF Akui Keliru
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akhirnya mengakui para tentaranya membuat kesalahan karena membunuh lima belas tenaga kesehatan (nakes) di Jalur Gaza pada 23 Maret lalu.
Meski demikian, IDF mengklaim beberapa di antara nakes itu punya kaitan dengan kelompok Hamas.
Peristiwa pembunuhan itu terjadi di dekat Kota Rafah, Gaza selatan. Awalnya, konvoi ambulans Bulan Sabit Palestina (PRCS), sebuah mobil PBB, dan truk pemadam kebakaran dari Pertahanan Sipil Gaza ditembaki IDF.
BBC melaporkan Israel awalnya mengklaim IDF melepaskan tembakan konvoi itu mendekat dan "mencurigakan". Tidak ada sinar lampu depan di mobil.
Selain itu, Israel mengklaim pengerahan kendaraan itu belum dikoordinasi atau disetujui oleh IDF.
Akan tetapi, pernyataan Israel itu terbantahkan oleh rekaman dari ponsel salah satu nakes yang tewas. Rekaman tersebut memperlihatkan kendaraan-kendaraan itu memliki lampu. Para nakes menjawab panggilan untuk membantu korban luka.
Awalnya video tersebut dibagikan oleh media kenamaan asal Amerika Serikat (AS), The New York Times. Video itu memperlihatkan kendaraan melaju. Lalu, tanpa ada peringatan, kendaraan itu mulai ditembaki.
Video itu berdurasi sekitar 5 menit. Seorang nakes yang bernama Refat Radwan terdengar mengucapkan doa terakhirnya sebelum para tentara Israel mendekati kendaraan.
Adapun pada Sabtu kemarin, IDF menyampaikan pertanyataan kepada wartawan. IDF mengklaim tentaranya sebelumnya menembaki satu mobil yang berisi tiga anggota Hamas.
Ketika ambulans mendekati tempat kejadian, pemantau dari udara menginformasikan kepada tentara bahwa konvoi kendaraan itu "melaju dengan mencurigakan".
Tatkala ambulans berhenti di samping mobil yang diduga berisi anggota Hamas itu, tentara Israel berasumsi mereka sedang terancam sehingga melepaskan tembakan. Padahal, tidak ada bukti satu pun nakes memegang senjata.
Baca juga: Banyak Negara Diklaim Tertarik Terima Warga Gaza, Israel: 60 Persen Ingin Pindah
Sebelumnya, Israel mengakui laporan mengenai kendaraan mendekat tanpa lampu itu tidak akurat. Laporan itu punya kaitan dengan pasukan yang terlibat penembakan.
Salah satu nakes yang selamat berkata kepada BBC, ambulans itu menyalakan lampu. Dia membantah rekan-rekannya punya kaitan dengan kelompok militan apa pun.
Video rekaman memperlihatkan ambulans diberi tanda dengan jelas. Di samping itu, para nakes mengenakan seragam yang memantulkan cahaya.
Pejabat Israel mengatakan jenazah 15 nakes itu dikubur di dalam pasir oleh tentara Israel untuk melindungi mereka dari hewan liar.
Keberadaan jenazah baru diketahu seminggu setelah peristiwa itu karena badan-badan internasional tidak bisa membuat perlintasan aman ke area itu. Saat tim bantuan menemukan jenazah, mereka juga mendapati ponsel Radwan yang berisi rekaman kejadian.
Beberapa laporan menyebutkan nakes sempat diborgol sebelum mereka tewas. Namun, pejabat militer Israel membantahnya dan mengatakan para korban tidak dieksekusi dari jarak dekat.
IDF berjanji akan menggelar penyelidikan menyeluruh untuk membuat terang kasus ini. Sementara itu, Bulan Sabit Merah dan organisai internasional lainnya meminta adanya penyelidikan independen.
Dikutip dari The Times of Israel, PBB mengatakan setidaknya sudah ada 1.060 nakes yang tewas di Gaza sejak perang di sana meletus tanggal 7 Oktober 2023.
Adapun penembakan terhadap nakes di atas terjadi lima hari setelah Israel kembali melancarkan serangan di Gaza.
Israel menolak melanjutkan gencatan senjata ke tahap kedua.
Jika tahap dua terwujud, Israel akan menarik pasukannya dari Gaza, perang diakhiri, dan semua sandera dibebaskan.
Namun, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menolaknya. Dia menegaskan perang baru akan berakhir jika Hamas dilenyapkan.
Baca juga: PBB: Israel Ubah Dua Pertiga Wilayah Gaza Menjadi Zona Terlarang
Di sisi lain, Hamas menolak tawaran perpanjangan tahap pertama dengan syarat membebaskan sandera secara bertahap.
(oln/khbrn/tnyt/bbc/*)
Konflik Palestina Vs Israel
Prancis Diperkirakan Segera Umumkan Pengakuan Resmi Negara Palestina |
---|
Prabowo Harus Pimpin Dunia Hentikan Genosida di Palestina |
---|
Ancaman Israel ke Prancis yang akan Akui Palestina: Responsnya akan Keras |
---|
Menara Eiffel Menyala Ada Bendera Palestina & Israel Dipisahkan Merpati |
---|
Negara-negara Barat Antre Mengakui Negara Palestina, Bikin Israel Marah |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.