Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Wall Street Terpuruk: Saham AS Rugi Ribuan Triliun Akibat Perang Tarif Trump-China
Meski pasar anjlok, Trump tetap membela kebijakannya sambil menghadiri turnamen golf LIV di Florida.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Pasar saham Amerika Serikat mengalami kejatuhan besar dalam dua hari terakhir.
Situasi ini dipicu oleh aksi saling balas tarif antara Presiden Donald Trump dan pemerintah China.
Pada penutupan Jumat (4/4/2025) waktu AS, indeks Dow Jones anjlok 5,5 persen atau turun 2.231 poin ke level 38.314,86.
Indeks S&P 500 merosot hampir 6 persen ke level 5.074,08, sedangkan Nasdaq Composite turun 5,8 persen menjadi 15.587,79.
Dilaporkan oleh CNBC, ini merupakan penurunan dua hari terbesar sejak Maret 2020 saat pasar diguncang pandemi COVID-19.
Menurut hitungan Reuters, kerugian pasar dalam dua hari terakhir mencapai US$5 triliun atau sekitar Rp 82.775 triliun, menjadikannya rekor penurunan kapitalisasi pasar terbesar sepanjang sejarah indeks S&P 500.
Pada Rabu sebelumnya, Trump mengumumkan tarif timbal balik besar-besaran terhadap hampir semua mitra dagang AS.
Kebijakan itu mencakup tarif dasar 10 persen dan tarif khusus hingga 50 persen terhadap lebih dari 60 negara.
Sebagai respons, pada Jumat, Kementerian Perdagangan China mengumumkan tarif balasan sebesar 34 persen untuk semua produk asal Amerika Serikat.
Langkah Beijing ini menjadi pembalasan paling signifikan sejauh ini, menurut laporan Al Jazeera dari Bursa Efek New York.
"Semua ini memicu ketakutan akan perang dagang global dan kemungkinan resesi," ujar reporter Al Jazeera, Kristen Saloomey.
Respons Trump dan Ketakutan Pasar
Baca juga: Pengusaha Sepatu RI akan Terkena Dampak Berat dari Tarif Resiprokal 32 Persen AS
Meski pasar anjlok, Trump tetap membela kebijakannya sambil menghadiri turnamen golf LIV di Florida.
Lewat akun Truth Social, ia menulis, “KEBIJAKAN SAYA TIDAK AKAN PERNAH BERUBAH” dan meminta investor untuk “TAHAN BANTING”.
Ia juga memuji laporan ketenagakerjaan bulan Maret yang menunjukkan penambahan 228.000 lapangan kerja.
Laporan tersebut merujuk pada periode sebelum tarif diberlakukan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.