Gempa di Myanmar
WHO: Rumah Sakit Kewalahan Tangani Korban Gempa Myanmar, 12,9 Juta Orang Perlu Layanan Kesehatan
WHO menyediakan bantuan berupa peralatan trauma dan tenda serbaguna, 1000 tempat tidur untuk korban terdampak gempa dahsyat di Myanmar.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyediakan sekitar 3 ton pasokan medis ke rumah sakit di Nay Pyi Taw dan Mandalay yang paling parah terkena dampak gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,7 SR dan 6,4 SR yang mengguncang Myanmar bagian tengah pada hari Jumat (29/3/2025).
Bantuan itu berupa peralatan trauma dan tenda serbaguna, 1000 tempat tidur.
Baca juga: Jilat Ludah Sendiri, Junta Myanmar Umumkan Gencatan Senjata Sementara akibat Gempa
RS Nay Pyi Taw dan RS Umum Mandalay merupakan dua rumah sakit utama yang merawat para korban luka di daerah tersebut.
Saat ini operasi penyelamatan masih berlangsung.
Bago, Magway, Mandalay, Nay Pyi Taw, Shan Selatan dan Timur, serta Sagaing termasuk di antara daerah yang paling parah terkena dampak.
RS Kewalahan
Rumah sakit kewalahan menangani ribuan korban luka yang membutuhkan perawatan medis.
Kebutuhan akan perawatan trauma dan bedah, pasokan transfusi darah, anestesi, obat-obatan esensial, pengelolaan korban massal, air bersih dan sanitasi, kesehatan mental, dan dukungan psikososial masih sangat terbatas.
WHO sedang mempersiapkan pengiriman kedua yang terdiri dari Peralatan Kesehatan Darurat untuk merawat 10.000 orang selama tiga bulan.
Baca juga: Korban Gempa Myanmar Berhasil Diselamatkan dari Reruntuhan setelah 5 Hari, Kondisinya Masih Sadar
WHO memberikan dukungan operasional kepada tim tanggap cepat yang ditempatkan di rumah sakit di daerah yang terkena dampak.
Persiapan sedang dilakukan bagi WHO dan mitra untuk meluncurkan penilaian kebutuhan cepat guna lebih memahami kebutuhan dan kesenjangan di daerah yang terkena dampak untuk tanggapan yang disesuaikan.
Jumlah kematian, cedera dan kerusakan pada fasilitas kesehatan belum sepenuhnya terdata dan ditangani.
Korban paling banyak kemungkinan ada di daerah perkotaan Mandalay, Sagaing dan Nay Pyi Taw di mana gempa bumi menyebabkan kerusakan besar pada bangunan dan struktur.
Situasi di Myanmar kian mengkhawatirkan mengingat permintaan yang besar terhadap layanan kesehatan.
Sebelum gempa bumi ini, 12,9 juta orang diperkirakan membutuhkan intervensi kesehatan kemanusiaan di Myanmar pada tahun 2025.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.