Senin, 6 Oktober 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

Para Pemimpin Dunia Bereaksi Terhadap Kebijakan Tarif Trump

Kebijakan tarif Trump memicu respons keras dari berbagai pemimpin dunia. Berikut adalah reaksi dari beberapa pejabat dunia terhadap kebijakan ini.

Facebook Donald J. Trump
DONALD TRUMP - Foto ini diambil pada Selasa (11/3/2025) dari publikasi resmi Donald J. Trump pada 2 November 2024 dalam kampanye Pilpres Amerika Serikat di Michigan. Berikut adalah reaksi dari beberapa pejabat dunia terhadap kebijakan tarif. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan kebijakan baru yang mengenakan tarif dasar 10 persen pada semua impor ke AS.

Selain itu, tarif yang lebih tinggi juga diterapkan pada beberapa mitra dagang utama negara tersebut.

Kebijakan ini memicu respons keras dari berbagai pemimpin dunia.

Trump tidak mengenakan tarif baru sebesar 10 persen untuk barang-barang yang berasal dari Kanada dan Meksiko, Reuters melaporkan.

Tarif sebelumnya yang mencapai 25 persen tetap berlaku terkait masalah kontrol perbatasan dan perdagangan fentanil, menurut Gedung Putih.

Berikut adalah reaksi dari beberapa pejabat dunia terhadap kebijakan tarif ini:

Perdana Menteri Kanada, Mark Carney

"Trump telah mempertahankan sejumlah elemen penting dalam hubungan kami dengan AS, namun tarif fentanil, baja, dan aluminium masih berlaku," kata Perdana Menteri Kanada, Mark Carney.

"Kami akan melawan tarif ini dengan tindakan balasan, melindungi pekerja kami, dan membangun ekonomi terkuat di G7," tegas Carney.

Kementerian Luar Negeri Brasil

"Pemerintah Brasil menyesalkan keputusan AS untuk mengenakan tarif tambahan 10 persen pada ekspor Brasil," jelas Kementerian Luar Negeri Brasil.

"Kami akan mengevaluasi langkah-langkah yang diperlukan, termasuk melibatkan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), untuk membela kepentingan nasional." imbuh kementerian.

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese

Baca juga: Trump Hantam India dengan Tarif 26 Persen, Sebut Modi Teman tapi Bermain Curang

"Tarif ini tidak memiliki dasar logika dan bertentangan dengan dasar kemitraan antara kedua negara. Ini bukan tindakan seorang teman, dan keputusan ini akan menambah ketidakpastian serta meningkatkan biaya bagi rumah tangga Amerika," ungkap Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese.

Presiden Korea Selatan sementara, Han Duck-Soo

"Dalam menghadapi kenyataan perang dagang global, pemerintah harus mengerahkan segala kemampuannya untuk mengatasi krisis perdagangan," kata Presiden Korea Selatan sementara, Han Duck-Soo.

Menteri Perdagangan Selandia Baru, Todd McClay

"Kepentingan Selandia Baru akan lebih terlayani dalam dunia perdagangan yang lancar," kata Menteri Perdagangan Selandia Baru, Todd McClay.

"Kami akan berbicara dengan pemerintah AS untuk memperoleh informasi lebih lanjut dan memahami dampaknya terhadap eksportir kami," terangnya.

Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez

"Spanyol akan melindungi perusahaan dan pekerjanya serta tetap berkomitmen pada dunia perdagangan yang terbuka," ungkap Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez.

Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson

"Kami tidak ingin hambatan perdagangan semakin besar," tutur Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson.

"Kami ingin menemukan jalan untuk kembali bekerja sama dengan AS agar masyarakat kami dapat menikmati kehidupan yang lebih baik," imbuhnya.

Presiden Swiss, Karin Keller-Sutter

"Langkah selanjutnya akan segera diputuskan oleh Dewan Federal," ungkap Presiden Swiss, Karin Keller-Sutter.

"Kepatuhan terhadap hukum internasional dan perdagangan bebas tetap menjadi nilai inti kami," lanjutnya.

Perdana Menteri Irlandia, Micheál Martin

"Keputusan AS untuk mengenakan tarif 20 persen pada impor dari Uni Eropa sangat disayangkan," kata Perdana Menteri Irlandia, Micheál Martin.

"Tarif ini tidak menguntungkan siapa pun, dan prioritas kami adalah melindungi lapangan pekerjaan dan ekonomi Irlandia," ungkapnya.

Baca juga: 25 Jam Berpidato di Senat, Cory Booker Luncurkan Perlawanan Terhadap Kebijakan Trump

Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni

"Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk mencapai kesepakatan dengan AS, guna menghindari perang dagang yang dapat melemahkan Barat," jelas Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni.

Presiden EPP, Manfred Weber

Partai Terbesar di Parlemen Eropa juga berkomentar.

"Bagi sahabat-sahabat kami di AS, hari ini bukan hari pembebasan, melainkan hari kemarahan," ungkap Presiden EPP, Manfred Weber.

"Tarif Trump tidak melindungi perdagangan yang adil, tetapi justru menyerangnya, merugikan kedua belah pihak," jelasnya.

"Eropa siap membela kepentingannya dan terbuka untuk perundingan yang adil," bebernya.

Menteri Luar Negeri Kolombia, Laura Sarabia

"Kami sedang mempertimbangkan langkah-langkah yang diambil untuk melindungi industri nasional dan eksportir kami," ungkap Menteri Luar Negeri Kolombia, Laura Sarabia.

Rincian Tarif untuk Beberapa Mitra Dagang AS

Trump mengenakan tarif minimum 10 persen untuk hampir semua mitra dagang AS, tetapi tarif tersebut bervariasi untuk beberapa negara:

1. Kamboja: +49 persen

2. Vietnam: +46 persen

3. Sri Lanka: +44 persen

4. Bangladesh: +37 persen

5. Thailand: +36 persen

6. Tiongkok: +34 persen

7. Taiwan: +32 persen

8. Indonesia: +32 persen

9. Swiss: +31 persen

10. Afrika Selatan: +30 persen

11. Pakistan: +29 persen

12. India: +26 persen

13. Korea Selatan: +25 persen

14. Jepang: +24 persen

15. Malaysia: +24 persen

16. Uni Eropa: +20 persen

17. Israel: +17 persen

18. Filipina: +17 persen

19. Singapura: +10 persen

20. Inggris: +10 persen

21. Turki: +10 persen

22. Brasil: +10 persen

23. Chili: +10 persen

24. Australia: +10 persen

25. Kolombia: +10 persen

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved