Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Akan Duduki 25 Persen Wilayah Gaza demi Tekan Hamas, Dimulai 2 Minggu Lagi

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dilaporkan akan menduduki 25 persen wilayah Gaza dalam dua hingga tiga minggu mendatang.

Penulis: Febri Prasetyo
Wafa
GAZA HANCUR - Foto yang diambil dari kantor berita Wafa tanggal 6 Maret 2025 memperlihatkan bangunan-bangunan di Jalur Gaza hancur karena serangan Israel. 

TRIBUNNEWS.COM - Pada Senin (31/3/2025), seorang pejabat senior Israel mengatakan militer Israel bakal memperbesar operasi militernya di Jalur Gaza.

Menurut dia, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan menduduki 25 persen wilayah Gaza dalam dua hingga tiga minggu mendatang.

Kepada Axios, pejabat itu menyebut operasi darat menjadi bagian dari kampanye menekan Hamas secara maksimal supaya Hamas bersedia membebaskan lebih banyak sandera.

Meski demikian, pendudukan kembali Gaza oleh Israel bisa saja di luar tujuan tujuan perang yang telah dinyatakan Israel. Di samping itu, pendudukan bisa menjadi dalih untuk memaksa warga Palestina meninggalkan Gaza.

Apabila tidak ada kesepakatan baru tentang gencatan senjata dan pembebasan sandera, operasi militer Israel bisa menjadi lebih masif dan mengarah kepada pendudukan kembali Gaza. Israel pernah menduduki Gaza sejak tahun 1967 lalu menarik diri dari sana tahun 2005.

Beberapa pejabat Israel mengatakan pendudukan kembali Gaza adalah langkah yang mengarah kepada penerapan rencana pemerintah Israel, yakni "migrasi sukarela warga Gaza". Langkah itu juga diperlukan Israel untuk mengalahkan Hamas.

PASUKAN PERTAHANAN ISRAEL - Foto yang diambil dari laman resmi IDF tanggal 12 Maret 2025 memperlihatkan beberapa tentara Israel saat beroperasi.
PASUKAN PERTAHANAN ISRAEL - Foto yang diambil dari laman resmi IDF tanggal 12 Maret 2025 memperlihatkan beberapa tentara Israel saat beroperasi. (IDF)

Sementara itu, pejabat lainnya memperingatkan, langkah tersebut bisa membuat Israel harus bertanggung jawab atas 2 juta penduduk Palestina selama pendudukan.

Kabar mengenai rencana pendudukan Gaza keluar sehari setelah Hamas menerima usul Mesir mengenai gencatan senjata di Gaza.

"Hamas menegaskan bahwa pihaknya tidak mencari syarat baru, hanya penerapan apa yang sudah ditandatangani dan dijamin," kata Khalil Al Hayya, pemimpin Hamas di Gaza, saat pidato Idulfitri, dikutip dari The Cradle.

Di sisi lain, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah menyusun apa yang disebutnya sebagai "tahap terakhir" operasi militer di Gaza.

"Hamas akan meletakkan senjata. Pemimpinnya akan diizinkan pergi. Kita akan melihat keamanan umum di Gaza dan akan memungkinkan realisasi rencana Trump tentang migrasi sukarela," ucap Netanyahu.

Baca juga: PBB Bantah Klaim Israel yang Sebut Ada Cukup Makanan di Gaza: Pernyataan Konyol

"Inilah rencananya. Kita tidak menyembunyikannya dan siap membahasnya kapan pun. Kita punya kerja sama dengan dengan kekuatan terbesar di dunia."

Israel ancam caplok wilayah Gaza

Bulan kemarin Israel juga dilaporkan mengancam akan menganeksasi atau mencaplok sebagian Gaza.

Ancaman seperti itu adalah yang pertama kali sejak perang di Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2023.

Menurut Israel, aneksasi itu adalah balasan jika Hamas menyakiti warga Israel yang disanderanya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved