Sabtu, 4 Oktober 2025

Gempa di Myanmar

WHO Serukan Bantuan Rp 132 M untuk Pemulihan Pasca-Gempa di Myanmar

Myanmar tengah menghadapi krisis besar setelah dua gempa bumi dahsyat mengguncang wilayah bagian tengah negara tersebut.

Tangkapan layar YouTube Al Arabiya English
GEMPA MYANMAR - Tangkapan layar dari YouTube Al Arabiya English menunjukkan bangunan-bangunan rusak parah di Mandalay setelah gempa bumi berkekuatan 7,7 SR mengguncang Myanmar, Jumat (28/3/2025). Myanmar tengah menghadapi krisis besar setelah dua gempa bumi dahsyat mengguncang wilayah bagian tengah negara tersebut. 

TRIBUNNEWS.COM - Myanmar tengah menghadapi krisis besar setelah dua gempa bumi dahsyat mengguncang wilayah bagian tengah negara tersebut.

Gempa yang terjadi baru-baru ini telah menghancurkan banyak infrastruktur, mengganggu layanan kesehatan, dan menimbulkan korban jiwa yang cukup banyak.

Sekitar 1.700 orang dipastikan meninggal dunia.

Sementara ribuan lainnya berisiko mengalami cedera serius yang mengancam jiwa, serta wabah penyakit yang dapat menyebar dengan cepat di tengah kondisi darurat ini.

Sebagai respons atas bencana tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengaktifkan tingkat darurat tertinggi dan melakukan berbagai upaya tanggap bencana, dikutip dari Relief Web.

Dalam waktu 24 jam pasca-gempa, WHO berhasil mengerahkan hampir tiga ton pasokan medis darurat untuk membantu upaya penyelamatan dan perawatan para korban.

Selain itu, WHO juga telah mengoordinasikan Tim Medis Darurat global untuk memberikan bantuan medis langsung kepada para korban di lapangan.

Namun, meskipun langkah-langkah darurat telah diambil, WHO menekankan bahwa bantuan lebih lanjut sangat dibutuhkan. 

Organisasi ini telah mengeluarkan permohonan mendesak untuk mendapatkan bantuan sebesar 8 juta USD atau sekitar Rp 132 milyar.

Bantuan ini untuk mendukung upaya tanggap bencana di Myanmar.

Dana tersebut akan digunakan untuk memberikan perawatan trauma yang menyelamatkan nyawa, mencegah penyebaran wabah penyakit, dan memulihkan layanan kesehatan penting yang telah terganggu akibat gempa, dikutip dari BBC.

Badan PBB ini menyebutkan bahwa donasi yang dibutuhkan akan digunakan untuk membantu masyarakat Myanmar dalam periode kritis selama 30 hari ke depan.

Baca juga: Korban Tewas Gempa di Myanmar Capai 1.644 Jiwa, Thailand Laporkan 17 Warga Meninggal Dunia

Mencakup pengiriman obat-obatan, alat medis, serta mendukung fasilitas kesehatan yang rusak. 

WHO juga menyebutkan bahwa bantuan ini akan membantu memperkuat sistem kesehatan di kawasan yang terdampak dan mengurangi risiko epidemi penyakit yang dapat menyebar akibat kondisi darurat tersebut.

WHO menyerukan kepada komunitas internasional untuk memberikan dukungan kepada Myanmar.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved