Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Pasukan Israel Bebaskan Hamdan Ballal Pembuat Film Palestina Setelah Dipukuli Selama 20 Menit

Pasukan Israel membebaskan pembuat film Palestina Hamdan Ballal pada hari Selasa setelah menculiknya menyusul serangan brutal oleh pemukim Israel

Editor: Muhammad Barir
Tangkap layar YouTube ABC
NO OTHER LAND. - Tangkap Layar Live YouTube ABC yang diambil pada Senin (3/3/2025), menunjukkan Basel Adra, Rachel Szor, Hamdan Ballal, Yuval Abraham "No Other Land" peraih Documentary Feature Film Oscar 2025. 

Mereka merusak properti Palestina sebelum menyerang Ballal dengan kekerasan. Menurut Center for Jewish Nonviolence, para pemukim memukul kepala Ballal, menyebabkan pendarahan hebat.

Adra, yang menyaksikan serangan itu, mengatakan para pemukim bertopeng yang membawa senjata dan batu menyerang penduduk Palestina sementara tentara Israel mengarahkan senjata mereka ke penduduk desa. 

"Kami kembali dari Oscar, dan setiap hari sejak itu, kami menghadapi serangan," katanya kepada Associated Press. Ia yakin kekerasan itu merupakan bentuk hukuman atas pembuatan film tersebut.

Militer Israel menyatakan telah menahan tiga warga Palestina karena diduga melemparkan batu selama "konfrontasi keras" antara warga Israel dan Palestina. Namun, para saksi mata membantah klaim ini dan menuduh tentara berpihak pada para pemukim.

No Other Land, yang memenangkan Academy Award 2025 untuk Film Dokumenter Terbaik, menyoroti perjuangan penduduk asli Palestina di Masafer Yatta melawan pemindahan paksa.

Dokumenter tersebut telah mendapat pengakuan internasional tetapi juga memicu kemarahan Israel. Sebuah teater di Miami Beach bahkan menghadapi ancaman karena menayangkan film tersebut.

Kekerasan Israel di Tepi Barat meningkat sejak genosida di Gaza dimulai. Pasukan Israel telah membunuh ratusan warga Palestina dalam serangan militer, dan serangan pemukim meningkat.

Masafer Yatta, tempat No Other Land difilmkan, masih menjadi titik api. Israel menetapkannya sebagai zona pelatihan militer pada tahun 1980-an, memerintahkan pengusiran penduduk asli Palestina. 

Meskipun banyak yang tetap tinggal, mereka sering menghadapi pembongkaran dan kekerasan.


SUMBER: QUDS NETWORK

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved