Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Pekerja Bulan Sabit Merah Palestina Dikepung oleh Pasukan Israel, Warga Sipil Dieksekusi Tentara IDF

Pekerja Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) dikepung oleh pasukan Israel setelah menanggapi panggilan penyelamatan dari kota paling selatan Jalur Gaza

Editor: Muhammad Barir
Doaa Albaz/Anadolu Agency/Middle East Monitor
SALAT JENAZAH- Aktivis kemanusiaan Bulan Sabit Merah Palestina melakukan salat jenazah rekannya, setelah jenazah kedua paramedis dibawa ke Rumah Sakit Nasser di kota Khan Yunis, Gaza pada 30 Mei 2024. 

Pekerja Bulan Sabit Merah Palestina Dikepung oleh Pasukan Israel, Warga Sipil Dieksekusi Tentara IDF

TRIBUNNEWS.COM- Pekerja Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) dikepung oleh pasukan Israel setelah menanggapi panggilan penyelamatan dari kota paling selatan Jalur Gaza, Rafah, pada tanggal 23 Maret. 

Puluhan warga sipil Palestina dilaporkan dieksekusi oleh pasukan Israel di kota paling selatan Rafah.

"Kami masih menunggu izin untuk menjangkau tim yang terjebak di Rafah. Pasukan pendudukan terus mengepung empat ambulans PRCS, dan kontak dengan tim masih terputus," kata PRCS dalam sebuah pernyataan pada Minggu pagi.

Menurut laporan, puluhan orang dieksekusi setelah dikepung oleh tentara Israel di Rafah. 

"Kami memperingatkan adanya bahaya yang mengancam nyawa lebih dari 50.000 warga di wilayah Baraksat di sebelah barat Provinsi Rafah setelah mereka dikepung oleh pasukan pendudukan Israel," kata Pertahanan Sipil Gaza. 

"Kami memperingatkan agar tidak melukai kru Pertahanan Sipil yang dikepung di wilayah yang sama setelah melakukan intervensi untuk menyelamatkan kru Bulan Sabit Merah, dan kontak dengan mereka masih terputus," tambahnya. 

Pasukan Israel menembaki warga sipil yang melarikan diri dari rumah mereka di Rafah menyusul perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh tentara. 

Hal ini terjadi setelah Israel memperluas 'operasi darat' ke Rafah. Dalam sebuah pernyataan di X, juru bicara militer Avichay Adraee mengatakan tentara "melancarkan serangan untuk menyerang organisasi perlawanan" di sebuah distrik di kota selatan Rafah. 


Pemerintah Kota Rafah mengumumkan bahwa ribuan keluarga terpaksa mengungsi dari lingkungan Tal al-Sultan akibat pemboman hebat Israel. Pemerintah kota menambahkan bahwa krunya, beserta penduduk, masih terjebak di dalam area tersebut saat mereka menjalankan tugas melayani penduduk. 

Serangan udara Israel juga menargetkan sekelompok penduduk yang mengungsi di kota tersebut, menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai yang lainnya, menurut kantor berita WAFA. 

Lebih dari 40 orang tewas akibat serangan Israel di Gaza selama 24 jam terakhir, Kementerian Kesehatan di jalur itu mengumumkan pada hari Minggu.

“Sejumlah korban masih tertimbun reruntuhan dan di jalan-jalan. Ambulans dan petugas pertahanan sipil belum dapat menjangkau mereka,” kata Kementerian Dalam Negeri dalam sebuah pernyataan. 

Seorang anggota Biro Politik Hamas, Salah al-Bardawil, tewas bersama istrinya dalam serangan udara Israel yang menargetkan tendanya pada Sabtu malam. Ia tewas saat sedang salat, menurut pernyataan yang dirilis oleh gerakan perlawanan tersebut pada 23 Maret. 

Israel kembali melancarkan perang di Gaza pada 18 Maret setelah beberapa minggu mengancam dan menghalangi perundingan gencatan senjata. Lebih dari 700 warga Palestina telah tewas dalam waktu kurang dari seminggu akibat operasi baru tersebut. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved