Senin, 29 September 2025

Latihan Angkatan Laut Tiongkok di Laut Tasman Timbulkan Kekhawatiran

Latihan angkatan laut Tiongkok di Laut Tasman, yang terletak di antara Australia dan Selandia Baru, menimbulkan kekhawatiran

Editor: Wahyu Aji
War on the Rocks
KAPAL MILITER CHINA - Patroli kapal fregat China. Militer China kembali menggertak Taiwan dengan menggelar latihan perang melibatkan empat kapal dan 57 pesawat tempur di perairan dekat Taiwan, Senin (9/1/2023). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Latihan angkatan laut Tiongkok di Laut Tasman, yang terletak di antara Australia dan Selandia Baru, menimbulkan kekhawatiran besar. 

Dikutip dari Mekong News, Jumat (21/3/2025), latihan tersebut menggarmbarkan niat strategis Beijing dan implikasinya terhadap dinamika keamanan regional.

Selain itu, latihan ini juga menandakan ambisi Tiongkok untuk membentuk kembali arsitektur keamanan Pasifik Selatan, menantang sistem pertahanan yang ada.

 

Sekaligus, mendorong evaluasi ulang strategi pertahanan di antara para aktor regional.

Mencakup skema penggunaan amunisi sungguhan, latihan angkatan laut Tiongkok ini jauh dari sekadar kebetulan.

Sebaliknya, latihan ini merupakan penegasan kekuatan yang diperhitungkan, yang menimbulkan pertanyaan yang menantang tentang keseimbangan keamanan regional, kebebasan navigasi, dan otonomi strategis negara-negara Kepulauan Pasifik.

Proyeksi Kekuatan dan Pengaruh Tiongkok

Inti dari latihan ini adalah ambisi Tiongkok yang lebih luas untuk memperluas jangkauan angkatan lautnya di luar wilayah pengaruh tradisionalnya.

Laut Tasman, yang secara historis didominasi oleh Australia, Selandia Baru, dan sekutu Barat mereka, belum pernah menjadi tempat bagi aksi militer Tiongkok yang begitu terang-terangan.

Dengan melakukan latihan ini di dekat perairan Australia dan Selandia Baru, Beijing bertujuan untuk menunjukkan jangkauan operasional Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN), memperkuat kemampuannya untuk memproyeksikan kekuatan jauh melampaui Indo-Pasifik dan ke wilayah yang secara tradisional dianggap sebagai wilayah maritim Barat.

Manuver ini juga menjadi tantangan langsung terhadap asumsi keamanan Australia dan Selandia Baru.

Kedua negara telah lama beroperasi dengan keyakinan bahwa perbatasan maritim mereka relatif terisolasi dari ancaman eksternal langsung.

Namun, tindakan Tiongkok mengganggu persepsi ini, yang memaksa negara-negara ini untuk mempertimbangkan kembali postur pertahanan dan penyelarasan strategis mereka.

Meskipun Canberra dan Wellington sama-sama mengajukan keberatan, implikasi dari latihan ini lebih dari sekadar sikap berpura-pura.

Pada dasarnya, latihan ini menandakan keinginan Tiongkok yang semakin besar untuk menentang tatanan maritim yang telah lama berlaku di Pasifik Selatan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan