Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Ribuan Warga Israel Geruduk Gedung Parlemen Yerusalem, Protes Keputusan Netanyahu Atas Serangan Gaza

Ribuan wargaI srael menggelar aksi demo di depan Gedung parlemen Yerusalem untuk memprotes kebijakan yang diterapkan PM Benjamin Netanyahu

Tangkapan layar YouTube Fox News
WAWANCARA NETANYAHU - Tangkapan layar YouTube Fox News yang diambil pada Kamis (6/2/2025) memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dalam wawancara dengan wartawan Fox News. Ribuan warga Israel menggelar aksi demo di depan Gedung parlemen Yerusalem untuk memprotes kebijakan yang diterapkan PM Benjamin Netanyahu 

TRIBUNNEWS.COM - Ribuan warga Israel menggelar aksi demo di depan Gedung Parlemen Yerusalem untuk memprotes kebijakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Rabu (19/3/2025).

Aksi protes ini terjadi sehari setelah Netanyahu memerintahkan untuk pasukannya untuk melanjutkan serangan besar-besaran ke jalur Gaza yang merupakan daerah kantong Palestina.

Netanyahu berdalih serangan dilancarkan untuk menggertak Hamas, usai militan Palestina ini menolak membebaskan sandera Israel.

Dengan melanjutkan serangan ke jalur Gaza, Netanyahu berharap Hamas dapat segera memulangkan 59 sandera Israel yang ditawan Hamas sejak Oktober 2023.

Namun keputusan ini justru dinilai masyarakat Israel sebagai ancaman, lantaran dapat mempengaruhi upaya Hamas dalam melakukan pengembalian tahanan.

Kerabat para sandera di Jalur Gaza mengatakan keputusan untuk melanjutkan serangan dapat "mengorbankan" orang-orang yang mereka cintai. 

Dalam konteks ini, Hamas sering kali terlibat dalam perundingan mengenai pertukaran tahanan, yang biasanya melibatkan tawar-menawar terkait dengan penyanderaan atau pertukaran tahanan antara Israel dan kelompok tersebut.

Akan tetapi, serangan militer atau eskalasi konflik seringkali memperumit jalannya negosiasi semacam itu.

Eskalasi militer dapat memperburuk hubungan antara kedua pihak dan meningkatkan ketegangan.

"Pemerintah tidak bertindak demi kepentingan terbaik rakyat. Sebaliknya, mereka melayani kepentingan politik mereka sendiri untuk tetap berkuasa," kata Merav Hemi (45), seorang warga Israel, mengutip dari Anadolu.

Sandera yang dibebaskan Yarden Bibas, yang istri dan dua putranya yang masih kecil dibunuh saat ditawan, mengatakan bahwa kembalinya Israel ke medan perang membawanya kembali ke Gaza.

"Tekanan militer membahayakan sandera, kesepakatan membawa mereka kembali," kata Bibas.

Baca juga: Israel Luncurkan Operasi Darat Terbatas di Gaza Tengah, Klaim Rebut Kembali Koridor Netzarim

Warga Kecam Pemecatan Bos Shin Bet

Selain memprotes serangan Gaza, aksi demo digelar untuk melampiaskan amarah publik karena Netanyahu memecat kepala badan intelijen Shin Bet Ronen Bar.

Ini lantaran Ronen Bar sangat dihargai oleh banyak pihak karena profesionalisme dan keberhasilannya dalam menjaga keamanan, sehingga pemecatannya dianggap sebagai langkah yang kontroversial. 

Warga merasa bahwa pemecatan ini bisa mempengaruhi stabilitas dan efektivitas badan intelijen yang sangat penting, serta memicu kekhawatiran masyarakat karena Netanyahu kemungkinan akan menunjuk loyalisnya untuk posisi vital itu.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved