Front Timur Yaman, Medan Perang Baru Kekuatan Regional dan Global: Arab Saudi, UEA hingga Israel
Yaman kini muncul sebagai pemain kunci dalam pergeseran keseimbangan kekuatan di kawasan Timur Tengah.
Saleh Manser al-Yafei, pemimpin redaksi situs web Southern Scene, mengatakan kepada The Cradle.
“Apa yang telah dilakukan UEA bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja, tetapi merupakan bagian dari rencana sebelumnya yang telah dikerjakannya sejak sebelum perang. UEA menaturalisasi sejumlah penduduk Socotra, dan melalui mereka membeli tanah dan pertanian. Dengan pecahnya perang dan pembentukan apa yang disebut koalisi Arab yang dipimpin Saudi, UEA terlibat di dalamnya dan mengalihkan perhatiannya ke Socotra untuk melaksanakan rencananya untuk menguasai pulau tersebut.”
UEA telah mencoba menyewakan Socotra selama 99 tahun, membeli tanah strategis, mendominasi cagar wisata DSCOM, dan membangun pasukan paramiliter setia yang dikenal sebagai Socotra Elite.
UEA juga telah meluncurkan proyek layanan seperti Rumah Sakit Khalifa Bin Zayed dan jaringan telekomunikasi Emirat untuk menanamkan dirinya dalam kehidupan sehari-hari di pulau tersebut.
Yafei percaya bahwa perkembangan di Socotra terkait erat dengan peristiwa di Al-Mahra dan Hadhramaut, karena keduanya merupakan bagian dari wilayah timur Yaman.
“Arab Saudi dan UEA sama-sama berlomba untuk menguasai. Riyadh mendominasi Wadi Hadhramaut dan bermaksud menguasai Al-Mahra, sementara Abu Dhabi menguasai pesisir Hadhramaut dan Socotra. Keduanya telah membentuk milisi yang loyal untuk menggantikan tentara nasional dan pasukan keamanan Yaman, guna memajukan tujuan strategis mereka.”
Riyadh telah berupaya untuk mengonsolidasikan pengaruhnya di Al-Mahra dengan mengerahkan pasukan militer dengan kedok operasi antipenyelundupan.
Riyadh telah memperkuat kehadirannya dengan membangun pangkalan militer, menggandeng pemimpin suku setempat, dan mendukung kelompok ekstremis Salafi yang sejalan dengan kepentingan ideologis dan strategisnya.
Hal ini telah menyebabkan meningkatnya ketegangan dengan masyarakat setempat yang menentang militerisasi kerajaan di wilayah tersebut.
Perlawanan rakyat terhadap pengaruh asing
Seiring dengan perluasan jejak militer Arab Saudi di Al-Mahra, protes meluas telah meletus terhadap kehadirannya. Pada saat yang sama, Socotra menyaksikan meningkatnya kerusuhan, dengan penduduk mengecam apa yang mereka gambarkan sebagai “pendudukan” Emirat.
Protes itu muncul setelah dokumen yang bocor mengungkapkan bahwa Menteri Perhubungan di pemerintahan Ahmad Awad bin Mubarak setuju untuk menyerahkan Bandara Internasional Socotra kepada Perusahaan Induk Segitiga Timur UEA.
Hal itu berdasarkan kesepakatan rahasia yang ditandatangani antara perwakilan UEA Khalfan al-Mazrouei dan Gubernur Socotra Raafat al-Thaqali, yang memegang kewarganegaraan Emirat.
Kesepakatan ini mengikuti perjanjian sebelumnya yang menjual sebagian tanah bandara kepada perusahaan-perusahaan Emirat.
Selain mengendalikan bandara, UEA telah memperluas cengkeramannya di berbagai sektor. Bekerja sama dengan Israel, UEA telah mengubah struktur demografi Socotra, memperkenalkan agen intelijen, dan memperdalam kehadiran militernya.
Krisis Gaza Memuncak, Lebih dari 1 Juta Warga Mengungsi Akibat Serangan Israel |
![]() |
---|
AS Gila-gilaan Habiskan Rp 10 T Buat Serang Nuklir Iran: Kerahkan 125 Pesawat dan Kapal Selam |
![]() |
---|
Spanyol akan Mundur dari Eurovision 2026 jika Israel Berpartisipasi |
![]() |
---|
Macron: Aksi Militer Israel Gagal di Gaza, Solusinya Akui Negara Palestina |
![]() |
---|
PM Spanyol Serukan Larangan bagi Israel dari Semua Olahraga Internasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.