Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Media Zionis: Kabar Buruk untuk Israel, Drone Houthi Akan Jauh Lebih Mematikan dengan Sel Hidrogen

Kelompok Houthi di Yaman dilaporkan akan memiliki drone atau pesawat nirawak yang jauh lebih mematikan dengan sel bahan bakar hidrogen.

Sharon Aronowicz/AFP
DRONE HOUTHI (ARSIP ) - drone Houthi meledak di kota Tel Aviv, ibu kota Israel. Anggota pasukan keamanan Israel mengecek titik ledakan drone yang meledak di Kota Tel Aviv dan memicu kepanikan warga kota, Jumat 19 Juli 2024. Drone Houthi disebut akan jauh lebih mematikan jika menggunakan sel bahan bakar hidrogen. 

Biasanya perlengkapan senjata Houthi datang dari Iran. Namun, Khan mengatakan Houthi mendapatkan sendiri komponen itu sehingga mengindikasikan ada rantai pasokan baru dari pasar komersial. Hal itu membuat Houthi lebih independen dalam teknologi.

Adapun perahu berisi sel itu dista pada bulan Agustus 2024 oleh Pasukan Perlawanan Nasional Yaman.

Di dalam perahu juga ditemukan roket, mesin kecil buatan Eropa yang bisa menggerakkan rudal penjelajah, radar, sistem pelacakan kapal, dan ratusan drone komersial.

Teknologi hidrogen dianggap bukan hal baru karena NASA sudah pernah menggunakannya puluhan tahun lalu dalam misi ke Bulan. Meski demikian, penggunaannya dalam bidang militer baru dimulai pada tahun 2000-an saat perang Irak dan Afganistan.

Semenjak itu teknologi hidrogen menyebar dan makin sering digunakan dalam bidang militer dan drone komersial.

Ada beberapa kelebihan teknologi itu. Pertama, bisa menyimpan energi hingga tiga kali lipat daripada baterai lithium. Kedua, bobotnya ringan. Ketiga, meningkatkan stabilitas kamera pengintaian. Terakhir, berkurangnya kebutuhan untuk mengganti baterai.

Oraganisasi Kajian Persenjataan Konflik menolak mengungkapkan nama perusahaan Tiongkok yang memproduksi sel bahan bakar itu.

Baca juga: Meski Dibekingi AS, Oman Disebut Diam-Diam Bantu Houthi Lawan Israel, Mainkan Game Qatar

Houthi lanjutkan serangan terhadap kapal Israel

Tempo hari Houthi mengumumkan akan melanjutkan serangan terhadap kapal-kapal Israel setelah ultimatumnya kepada Israel tak digubris.

Sebelumnya, Houthi memberi Israel waktu empat hari untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan kembali masuk ke Jalur Gaza.

Jika Israel tidak melakukannya, Houthi akan melanjutkan serangan di Laut Merah yang menargetkan kapal-kapal Israel.

“Jika setelah empat hari Israel terus mencegah masuknya bantuan ke Jalur Gaza, kami akan meneruskan operasi di laut untuk menyerang Israel,” kata pemimpin Houthi yang bernama Abdulmalik Al Houthi pada hari Jumat, (7/3/2025), dikutip dari The Times of Israel.

Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas yang mulai berlaku 19 Januari lalu, Israel diwajibkan mengizinkan masuknya bantuan ke Gaza.

Israel beberapa hari kemarin mengumumkan menghentikan aliran bantuan. Menurut Israel, alasannya adalah karena Hamas menolak usul dari Israel untuk memperpanjang gencatan senjata tahap awal dan pembebasan sandera.

Adapun ultimatum Houthi di aatas disampaikan beberapa hari sesudah Amerika Serikat (AS) menetapkan Houthi sebagai “organisasi teroris”.

Houthi mulai menyerang Israel setelah perang di Gaza meletus pada bulan Oktober 2023. Serangan itu adalah bentuk dukungan kepada warga Palestina di Gaza.

Israel mengklaim berhasil menangkis sebagian besar serangan Houthi. Namun, warga Israel sering harus berlarian ke tempat perlindungan pada malam hari ketika serangan dilancarkan.

Beberapa drone dan rudal yang ditembakkan Houthi sukses menghantam wilayah Israel, misalnya di Kota Tel Aviv dan Eilat.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved