Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

AS Mulai Dijauhi Sekutunya Uni Eropa Gara-gara Donald Trump

Amerika Serikat (AS) mulai dijauhi oleh sekutu-sekutunya di Eropa setelah tidak diundang ke pertemuan puncak keamanan.

Penulis: Hasanudin Aco
Tangkap layar X Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer
EROPA DUKUNG ZELENSKY – Tangkap layar diambil dari media sosial X Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer pada Senin (3/2/2025), memperlihatkan para pemimpin Eropa yang tengah menghadiri pertemuan di London, Inggris pada Minggu (2/3/2025) untuk membahas rencana negosiasi perdamaian perang Ukraina usai Zelensky terlibat cekcok dengan Presiden AS Donald Trump. 

 

TRIBUNNEWS.COM, AS - Amerika Serikat (AS) mulai dijauhi oleh sekutu-sekutunya di Eropa setelah tidak diundang ke puncak pertemuan soal keamanan yang dihadiri lebih dari 30 negara di Prancis pada hari Selasa (11/3/2025).

Begitu  kata seorang pejabat Prancis yang tidak disebutkan namanya kepada Associated Press .

Sikap Uni Eropa itu terjadi sejak Donald Trump menjadi Presiden AS.

Mengapa Hal Ini Penting

KTT keamanan di Eropa muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai keterasingan negara-negara Eropa oleh Presiden Donald Trump.

Hal ini terjadi  karena meningkatnya ketegangan AS dengan Ukraina terkait negosiasi perdamaian dengan Rusia.

Tidak adanya undangan AS dapat menunjukkan bahwa Eropa dan sekutu Ukraina lainnya tidak lagi yakin bahwa Washington dapat secara efektif menengahi negosiasi dan mencapai perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

Apa yang Perlu Diketahui

Pejabat militer dari hampir seluruh 32 negara anggota NATO  bertemu di Prancis untuk membahas pembentukan pasukan keamanan internasional untuk Ukraina pada  11 Maret.

Hanya AS yang tidak diundang dalam pertemuan itu.

Pasukan keamanan internasional untuk Ukraina yang digagas Uni Eropa akan dibentuk untuk mencegah Rusia melancarkan serangan lagi setelah gencatan senjata tercapai. 

Ide pembentukan pasukan ini datang dari Prancis dan Inggris, yang telah mempelopori penyediaan bantuan militer dan keuangan untuk Ukraina sejak ketegangan dengan AS memburuk.

Pejabat Prancis yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan Prancis dan Inggris bekerja sama menyusun rencana untuk pasukan yang dimaksudkan sebagai koalisi negara-negara yang "mampu dan bersedia" menjadi bagian dari upaya untuk menjaga Ukraina.

Pasukan tersebut dapat mencakup persenjataan berat dan persediaan senjata yang dapat segera dikirim dalam hitungan jam atau hari untuk membantu pertahanan Ukraina jika terjadi serangan Rusia yang melanggar perjanjian gencatan senjata apa pun.

Pejabat Prancis itu juga mengatakan bahwa pembicaraan di Paris akan terdiri dari dua bagian.

Yakni bagian pertama adalah pemaparan cetak biru koalisi Prancis dan Inggris.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved