Konflik Rusia Vs Ukraina
Anggota Parlemen Rusia: Gencatan Senjata Harus Sesuai Kepentingan Moskow, Bukan AS
Seorang anggota parlemen Rusia mengomentari proposal gencatan senjata yang disepakati antara AS dan Ukraina saat pertemuan di Jeddah, Arab Saudi.
TRIBUNNEWS.COM - Seorang anggota parlemen Rusia mengomentari proposal gencatan senjata yang disepakati antara AS dan Ukraina setelah mengadakan pertemuan di Jeddah, Arab Saudi pada hari Selasa (11/3/2025).
Melalui Telegram, ketua komite urusan internasional Dewan Federasi, majelis tinggi parlemen Rusia, Konstantin Kosachev menegaskan bahwa gencatan senjata ini bukan bergantung dengan Amerika Serikat.
Menurutnya, fokus gencatan senjata harus sesuai dengan syarat-syarat dan kepentingan Rusia.
"Setiap perjanjian, dengan segala pengertian tentang perlunya kompromi dengan syarat-syarat kami, bukan dengan syarat-syarat Amerika," tegasnya, dikutip dari Al-Arabiya.
Kosachev juga menegaskan bahwa kesepakatan harus berdasarkan kejadian di garis depan.
"Dan ini bukan membanggakan diri, tetapi memahami bahwa perjanjian-perjanjian yang sebenarnya masih ditulis di sana, di garis depan. Yang seharusnya mereka pahami di Washington juga," katanya.
Sebagai informasi, Ukraina telah menyetujui proposal gencatan senjata selama 30 hari dengan Rusia.
Kesepakatan itu dicapai setelah negosiasi berjam-jam antara pejabat Amerika dan Ukraina di Jeddah, Arab Saudi.
Trump Berharap Putin Setuju dengan Kesepakatan Ini
Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa dia akan berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Ia mengatakan akan bertemu dengan Putin dalam waktu dekat untuk membicarakan kesepakatan gencatan senjata ini.
"Kami akan mengadakan pertemuan besar dengan Rusia besok, dan beberapa perbincangan hebat diharapkan akan terjadi," kata Trump, dikutip dari Euro News.
Baca juga: Lavrov: Rusia Tidak Akan Menerima Gencatan Senjata yang Membahayakan Nyawa
Trump juga berharap bahwa Putin dapat menyetujui kesepakatan ini dalam beberapa hari ke depan agar segera terealisasi.
Pembicaraan hari Selasa di Arab Saudi antara Ukraina dan AS berpuncak pada pernyataan bersama di mana Kyiv mengatakan pihaknya siap menerima gencatan senjata langsung selama 30 hari dengan Rusia, seperti yang diusulkan oleh Washington.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio.
"Hari ini, kami mengajukan tawaran yang diterima Ukraina, yaitu untuk melakukan gencatan senjata dan negosiasi segera guna mengakhiri konflik ini dengan cara yang bertahan lama dan berkelanjutan serta memperhitungkan kepentingan, keamanan, dan kemampuan mereka untuk maju sebagai sebuah negara," kata pejabat tinggi urusan luar negeri Donald Trump, dikutip dari Yahoo News.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.