Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Jatuhkan Bom FAB3000 di Knyazhyi, Putus Rantai Logistik Tentara Ukraina di Front Kursk

Rekaman tersebut memperlihatkan dampak serangan yang menyebabkan kerusakan signifikan pada jembatan tersebut.

Puskom
PUTUS RANTAI LOGISTIK - Pesawat Su-34 AU Rusia menjatuhkan bom panduan FAB3000 UMPK yang menghantam jembatan di Knyazhyi. 

TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan serangan udara Rusia menggunakan bom panduan FAB3000 UMPK yang menghantam jembatan di Knyazhyi, sebuah pemukiman yang dikuasai Ukraina di wilayah Kursk, Rusia, Minggu (9/3/2025).

Rekaman tersebut memperlihatkan dampak serangan yang menyebabkan kerusakan signifikan pada jembatan tersebut.

Meskipun tanggal pasti serangan ini masih belum jelas, video yang dirilis menyoroti upaya berkelanjutan Rusia untuk mengganggu jalur pasokan Ukraina di sepanjang front Kursk, yang merupakan area penting dalam konflik ini.

Serangan ini mencerminkan strategi Moskow dalam menargetkan infrastruktur guna melemahkan logistik Ukraina seiring berlanjutnya perang yang telah memasuki tahun ketiga.

Berdasarkan laporan terbaru, pasukan Rusia telah berhasil merebut kembali sekitar 400 kilometer persegi wilayah di Kursk Oblast sejak akhir 2024, membalikkan beberapa pencapaian awal Ukraina.

Menurut Institute for the Study of War, kemajuan Rusia bersifat inkremental namun konsisten, dengan pasukan memanfaatkan superioritas udara dan artileri untuk mendorong mundur posisi Ukraina.

Keterangan dalam video yang beredar di Channel Telegram bloger militer Rusia menyebutkan, serangan udara Rusia dengan bom berpemandu FAB-3000 UMPK menghantam jembatan jalan di pemukiman Knyazhiy-2 yang dikuasai Ukraina, Kursk Oblast, Rusia.

Pemukiman seperti Sudzha, yang terletak di selatan Knyazhyi-2, telah menjadi titik fokus pertikaian, dengan pasukan Rusia yang bertujuan untuk mengamankan pusat logistik utama.

Serangan darat ini sejalan dengan serangan udara di Knyazhyi-2, yang menunjukkan upaya terkoordinasi untuk mengisolasi unit Ukraina dengan memutus rute pasokan mereka.

Penggunaan FAB-3000 UMPK dalam serangan ini menandai pengerahan langka salah satu senjata konvensional terkuat Rusia.

FAB-3000, yang awalnya merupakan bom jatuh bebas era Soviet, memiliki berat lebih dari 3.000 kilogram, atau sekitar 6.600 pon, dan telah dilengkapi dengan Modul Gliding and Correction Universal (UMPK) untuk mengubahnya menjadi amunisi berpemandu presisi.

Peningkatan ini, yang dikembangkan oleh Tactical Missiles Corporation Rusia, mencakup sayap yang dapat dilipat dan sistem pemandu yang mengintegrasikan navigasi inersia dengan teknologi GLONASS berbasis satelit, yang memungkinkan bom meluncur hingga 60 kilometer dari titik pelepasannya.

Hulu ledak itu sendiri membawa sekitar 1.400 kilogram bahan peledak tinggi, setara dengan hampir 1,5 ton TNT, yang membuatnya mampu menimbulkan kerusakan dahsyat.


Menurut laporan Juli 2024 oleh Army Recognition, sebuah outlet berita pertahanan, radius ledakan FAB-3000 dapat meluas hingga lebih dari 900 meter, dengan efek fragmentasi mencapai hingga 1.000 meter atau sekitar 0,6 mil.

Gelombang kejutnya sendiri dapat menyebabkan kerusakan struktural yang parah ratusan meter dari lokasi ledakan, menjadikannya alat yang tangguh terhadap posisi atau infrastruktur yang dibentengi seperti jembatan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved