Konflik Suriah
Iran Bantah Terlibat dalam Bentrokan Pasukan Suriah dan Milisi Pro-Assad yang Tewaskan Ribuan Orang
Presiden baru Suriah, Ahmed al-Sharaa mengatakan kekerasan itu adalah hasil upaya sisa-sisa rezim yang digulingkan dan pihak asing di belakang, Iran.
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Iran Bantah Terlibat dalam Bentrokan Pasukan Suriah dan Pro-Assad yang Tewaskan Ribuan Orang
TRIBUNNEWS.COM - Iran, pada Senin (10/3/2025) membantah laporan media-media yang menuduh negara tersebut terlibat dalam kerusuhan bersenjata yang terjadi di daerah-daerah basis kelompok Alawite Syiah di Suriah.
Kerusuhan ini dilaporkan telah menewaskan ratusan warga sipil.
Baca juga: Pasukan Suriah dan Milisi Pro-Assad Bentrok di Latakia: 52 Alawi Dieksekusi, Lebih 70 Orang Tewas
Pertempuran meletus pada Kamis antara pasukan keamanan baru Suriah dan milisi loyalis mantan Presiden terguling Suriah, Bashar al-Assad, sekutu lama Teheran.
Pemantau perang Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan pada Senin kalau 973 warga sipil telah tewas dalam kekerasan di jantung pantai minoritas Alawite negara itu.
Pertempuran itu juga telah menewaskan ratusan anggota pasukan keamanan dan pejuang pro-Assad, menurut Observatorium, yang telah melaporkan jumlah korban tewas secara keseluruhan lebih dari 1.300.
Dalam sebuah pidato pada Minggu, Presiden baru Suriah, Ahmed al-Sharaa mengatakan kekerasan itu adalah hasil dari “upaya oleh sisa-sisa rezim yang digulingkan dan pihak asing di belakang mereka untuk menciptakan hasutan baru dan menarik negara kita ke dalam perang saudara.”
Juru bicara kementerian luar negeri Iran, Esmaeil Baqaei secara bulat menolak tuduhan itu dalam konferensi pers mingguannya pada Senin.
"Tuduhan ini benar-benar konyol dan ditolak, dan kami berpikir bahwa menunjuk jari tuduhan di Iran dan teman-teman Iran salah ditangani, tren menyimpang, dan seratus persen menyesatkan," katanya.
Baqaei mengatakan “tidak ada pembenaran” untuk serangan terhadap minoritas di Suriah, termasuk Alawite, komunitas tempat al-Assad yang digulingkan berada.
“Tidak ada pembenaran untuk serangan terhadap bagian-bagian dari Alawite, Christian, Druze dan minoritas lainnya, yang telah benar-benar melukai emosi dan hati nurani baik negara di kawasan maupun internasional,” katanya.
Al-Assad melarikan diri dari Suriah pada bulan Desember ke Moskow ketika pasukan pemberontak memasuki Damaskus setelah serangan kilat yang dipimpin oleh kelompok “Hayat Tahrir al-Sham” (HTS).
Teheran membantu menopang al-Assad selama perang saudara yang panjang di negara itu, dan memberinya penasihat militer.
Dalam sebuah wawancara dengan AFP pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi mengatakan Teheran tetap menjadi “pengamat” situasi di Suriah sejak pengambilalihan oleh HTS.
“Kami tidak memiliki hubungan dengan pemerintah Suriah saat ini, dan kami tidak terburu-buru dalam hal ini,” katanya.

Operasi Militer Selesai
Konflik Suriah
Suriah Siapkan Pemilu Parlemen Pertama Pasca Jatuhnya Rezim Assad, Digelar September Tahun Ini |
---|
Israel Meriang, Turki akan Beli 40 Jet Tempur Eurofighter Typhoon dari Jerman |
---|
Tiga Percobaan Pembunuhan Presiden Suriah Ahmed Al-Sharaa dalam 7 Bulan, Upaya Terakhir Paling Nekat |
---|
Prancis, Inggris, dan Jepang Sambut Baik Gencatan Senjata di Suwayda, Suriah |
---|
Arti Larangan Minum Kopi Bagi Suku-Suku Suriah, Genderang Perang Bagi Druze yang Dilindungi Israel |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.