Konflik Rusia Vs Ukraina
Posisi Zelenskyy Kian Terjepit, Rusia Kerahkan 10 Bomber Tu-95MS dan Kapal Perang Bombardir Kharkiv
Rusia melancarkan serangan rudal besar-besaran terhadap Ukraina, dengan fokus pada infrastruktur energi dan gas, Jumat (7/3/2025) waktu setempat.
Gubernur Oblast Ternopil, Vyacheslav Nehoda, mengkonfirmasi bahwa infrastruktur kritis di wilayahnya juga mengalami kerusakan, yang berpotensi mengganggu pasokan gas.
Tim darurat saat ini sedang melakukan penilaian dan upaya pemulihan.
Menteri Halushchenko menekankan pentingnya respons cepat dari tim penyelamat dan pekerja energi di berbagai lokasi untuk menangani kerusakan yang terjadi.
Di Oblast Ivano-Frankivsk, Gubernur Svitlana Onyshchuk melaporkan adanya serangan pada infrastruktur, namun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Sementara itu, sistem pertahanan udara Ukraina aktif selama serangan, meskipun belum ada data resmi mengenai jumlah rudal yang berhasil dicegat.
Kerusakan pada pipa gas di Oblast Poltava menambah kompleksitas respons, dan saat ini belum ada estimasi waktu perbaikan yang jelas.
Serangan Rusia hari ini menandai serangan rudal terbesar yang dilakukan Moskow dalam beberapa bulan terakhir, meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut dalam konflik yang telah berlangsung sejak 2014.
Operasi ini mengingatkan kita pada serangan besar pada 17 November 2022, ketika pasukan Rusia meluncurkan lebih dari 90 rudal, termasuk Kalibr, dan puluhan drone terhadap jaringan energi Ukraina.
Serangan itu, salah satu serangan terbesar dalam satu hari dalam perang, melumpuhkan pembangkit listrik dan menyebabkan jutaan orang kehilangan listrik saat musim dingin mendekat.
Sementara banyak pihak yang menilai serangan terbaru Rusia ini terkait dengan pertemuan Zelensky dan Trump di Gedung Putih pada 27 Februari, yang menegaskan menjauhnya AS dari barisan pendukung Ukraina.
Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Ruang Oval, Gedung Putih, Washinton DC, Jumat (28/2/2025) waktu setempat atau Sabtu siang, berakhir dengan pertengkaran sengit.
Trump menekan Zelenskyy untuk segera melakukan gencatan senjata dengan Rusia, tetapi Zelenskyy bersikeras bahwa Ukraina membutuhkan jaminan keamanan sebelum berdamai.
Ketegangan meningkat ketika Trump menuding Zelenskyy tidak benar-benar menginginkan perdamaian. Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance juga menuduh Zelenskyy tidak bersyukur atas bantuan AS. Suasana pertemuan sangat tidak mengenakkan.
Salah satu agenda utama pertemuan adalah penandatanganan perjanjian mineral tanah jarang antara AS dan Ukraina.
Namun, acara penandatanganan batal akibat pertengkaran di Ruang Oval. Zelenskyy juga keberatan dengan tuntutan AS yang ingin mendapatkan keuntungan besar dari mineral Ukraina sebagai imbalan atas bantuan militer.
Kondisi ini diyakini dimanfaatkan Moskow untuk terus mendorong Ukraina ke batas akhir perlawanan mereka.
Konflik Rusia Vs Ukraina
Diplomasi Besi Putin ke NATO, AS Kirim Perwira Pantau Latihan Perang Besar-besaran Rusia-Belarus |
---|
Perang Kuras Keuangan Ukraina, Presiden Zelensky Butuh 120 Miliar Dolar untuk Lawan Rusia di 2026 |
---|
Rumania Naik Pitam, Panggil Dubes Rusia usai Insiden Drone Tembus ke Wilayah Udara |
---|
Ukraina Klaim Hancurkan Sistem Pertahanan Udara Rusia Buk-M3 Senilai Rp655 Miliar |
---|
Ukraina Hantam Kilang Minyak Rusia, Moskow Balas Uji Rudal Hipersonik & Serangan Darat Besar-Besaran |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.