Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Posisi Zelenskyy Kian Terjepit, Rusia Kerahkan 10 Bomber Tu-95MS dan Kapal Perang Bombardir Kharkiv

Rusia melancarkan serangan rudal besar-besaran terhadap Ukraina, dengan fokus pada infrastruktur energi dan gas, Jumat (7/3/2025) waktu setempat.

aerotime.aero
BOMBARDIR UKRAINA - Pesawat pengebom strategis Rusia, Tupolev TU95 S melepaskan rudal jelajah Kalibr ke pusat fasilitas energi Ukraina, Jumat (7/3/2025). 

Gubernur Oblast Ternopil, Vyacheslav Nehoda, mengkonfirmasi bahwa infrastruktur kritis di wilayahnya juga mengalami kerusakan, yang berpotensi mengganggu pasokan gas.

Tim darurat saat ini sedang melakukan penilaian dan upaya pemulihan.

Menteri Halushchenko menekankan pentingnya respons cepat dari tim penyelamat dan pekerja energi di berbagai lokasi untuk menangani kerusakan yang terjadi.

Di Oblast Ivano-Frankivsk, Gubernur Svitlana Onyshchuk melaporkan adanya serangan pada infrastruktur, namun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.

Sementara itu, sistem pertahanan udara Ukraina aktif selama serangan, meskipun belum ada data resmi mengenai jumlah rudal yang berhasil dicegat.

Kerusakan pada pipa gas di Oblast Poltava menambah kompleksitas respons, dan saat ini belum ada estimasi waktu perbaikan yang jelas.

Serangan Rusia hari ini menandai serangan rudal terbesar yang dilakukan Moskow dalam beberapa bulan terakhir, meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut dalam konflik yang telah berlangsung sejak 2014.

Operasi ini mengingatkan kita pada serangan besar pada 17 November 2022, ketika pasukan Rusia meluncurkan lebih dari 90 rudal, termasuk Kalibr, dan puluhan drone terhadap jaringan energi Ukraina

Serangan itu, salah satu serangan terbesar dalam satu hari dalam perang, melumpuhkan pembangkit listrik dan menyebabkan jutaan orang kehilangan listrik saat musim dingin mendekat.

Sementara banyak pihak yang menilai serangan terbaru Rusia ini terkait dengan pertemuan Zelensky dan Trump di Gedung Putih pada 27 Februari, yang menegaskan menjauhnya AS dari barisan pendukung Ukraina.

Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Ruang Oval, Gedung Putih, Washinton DC, Jumat (28/2/2025) waktu setempat atau Sabtu siang, berakhir dengan pertengkaran sengit.

Trump menekan Zelenskyy untuk segera melakukan gencatan senjata dengan Rusia, tetapi Zelenskyy bersikeras bahwa Ukraina membutuhkan jaminan keamanan sebelum berdamai.

Ketegangan meningkat ketika Trump menuding Zelenskyy tidak benar-benar menginginkan perdamaian. Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance juga menuduh Zelenskyy tidak bersyukur atas bantuan AS. Suasana pertemuan sangat tidak mengenakkan.

Salah satu agenda utama pertemuan adalah penandatanganan perjanjian mineral tanah jarang antara AS dan Ukraina.

Namun, acara penandatanganan batal akibat pertengkaran di Ruang Oval. Zelenskyy juga keberatan dengan tuntutan AS yang ingin mendapatkan keuntungan besar dari mineral Ukraina sebagai imbalan atas bantuan militer.

Kondisi ini diyakini dimanfaatkan Moskow untuk terus mendorong Ukraina ke batas akhir perlawanan mereka.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved