Sabtu, 4 Oktober 2025

Cerita Menteri Jerman Mundur usai Disertasinya Ketahuan Hasil Jiplak, Berujung Gelar Doktor Dicabut

Ada menteri dari Jerman yang mengundurkan diri usai disertasinya ketahuan hasil dari menjiplak karya orang lain. Gelar doktoralnya pun dicabut.

Tangkapan layar dari YouTube DW Deutsch
SKANDAL PLAGIARISME - Menteri Pendidikan Jerman, Annette Schavan pernah terjerat skandal plagiarisme disertasi untuk gelar doktoralnya pada tahun 2013 silam. Hal tersebut membuatnya mundur dari jabatannya usai pihak Universitas Dusseldorf memutuskan mencabut gelar doktoralnya karena terbukti melakukan plagiasi. 

Schavan mengaku malu atas apa yang dilakukan oleh Karl lantaran telah menjiplak karya orang lain.

"Sebagai pemegang gelar doktor yang sudah dianugerahkan 31 tahun lalu dan telah mengawasi sejumlah kandidat doktor, saya malu dan bukan cuma malu di tempat tertutup," komentar Schavan saat itu.

Di sisi lain, skandal plagiarisme ini sempat mengguncang pemerintahan pimpinan Kanselir Jerman, Angela Merkel.

Skandal Serupa Sempat Terjadi Lagi Tahun 2016, tapi Gelar Doktor Tak Dicabut

PRESIDEN KOMISI EROPA - Foto ini diambil dari website Kantor Presiden Ukraina pada Selasa (25/2/2025), memperlihatkan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, hadir dalam acara peringatan 3 tahun invasi Rusia di Ukraina pada Senin (24/2/2025).
PRESIDEN KOMISI EROPA - Foto ini diambil dari website Kantor Presiden Ukraina pada Selasa (25/2/2025), memperlihatkan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, hadir dalam acara peringatan 3 tahun invasi Rusia di Ukraina pada Senin (24/2/2025). (Kantor Presiden Ukraina)

Pada 2016, skandal plagiarisme sempat terulang ketika Menteri Pertahanan Jerman yaitu, Ursula von der Leyen, dituduh menjiplak terkait hasil disertasinya.

Dikutip dari BBC, Ursula dituduh menyalin beberapa bagian tanpa atribusi oleh seorang profesor hukum bernama Gerhard Dannemann yang mempublikasikan temuannya secara online.

Dannemann mengeklaim telah menemukan unsur plagiasi pada halaman 27 disertasi Ursula yang dibuat pada 1990.

Namun, tempat Ursula menempuh doktoralnya, yaitu Sekolah Kedokteran Hanover, memutuskan untuk tidak mencabut gelar sosok yang kini menjabat sebagai Presiden Komisi Eropa tersebut.

Presiden Sekolah Kedokteran Hanover, Christopher Baum, mengungkapkan disertasi yang ditulis Urusla memang mengandung materi yang dijiplak, tetapi yang bersangkutan tidak ada niat untuk menipu.

"Ini adalah sebuah kesalahan, bukan pelanggaran," kata Baum.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved