Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Ultimatum 'Terakhir' Trump ke Hamas: Ancam Bunuh Warga Gaza jika Tak Bebaskan Sandera

Presiden AS Donald Trump beri ultimatum kepada Hamas untuk membebaskan sandera yang tersisa. Trump bakal membunuh warga Gaza jika tak direalisasi.

Tangkapan layar YouTube White House
DONALD TRUMP - Tangkapan layar YouTube White House yang diambil pada Sabtu (22/2/2025) menunjukkan Presiden Donald Trump menyampaikan pidato di Governors Working Session di Washington, DC pada Jumat (21/2/2025). Trump memberikan ultimatum "terakhirnya" kepada Hamas untuk segera membebaskan para sandera yang masih tersisa. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump memberikan ultimatum keras kepada Hamas.

Donald Trump mengatakan, ultimatum ini sebagai "peringatan terakhir" kepada Hamas untuk segera membebaskan semua sandera yang masih tersisa di Gaza.

Dalam laporan Axios, ultimatum Donald Trump ini muncul setelah utusan khusus AS berada di Doha, Qatar, untuk melakukan pembicaraan langsung dengan Hamas.

"Bebaskan semua sandera sekarang, jangan nanti, dan segera kembalikan semua mayat orang-orang yang kalian bunuh, atau semuanya BERAKHIR bagi kalian," tulis Trump di Truth Social.

Trump menulis bahwa ia akan mengirimkan Israel “semua yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugasnya”.

"Tidak ada satu pun anggota Hamas yang akan aman jika Anda tidak melakukan apa yang saya katakan," tegas Trump.

Trump mengeluarkan ultimatum setelah bertemu dengan enam sandera yang dibebaskan sebagai bagian dari fase pertama kesepakatan gencatan senjata.

Hamas masih menyandera 59 orang di Gaza. Pasukan Pertahanan Israel telah mengonfirmasi 35 orang tewas.

Intelijen Israel meyakini 22 orang masih hidup, dan status dua orang lainnya tidak diketahui.

Di antara sandera yang tersisa terdapat lima warga Amerika, termasuk Edan Alexander yang berusia 21 tahun yang diyakini masih hidup.

"Kepada Rakyat Gaza: Masa Depan yang indah menanti, tetapi tidak jika Anda menyandera mereka. Jika Anda melakukannya, Anda MATI! Ambil keputusan yang CERDAS. BEBASKAN SANDERA SEKARANG, ATAU AKAN ADA HUKUMAN YANG HARUS DIBAYAR NANTI!" tulis Trump.

Baca juga: AS-Hamas Benarkan Pertemuan Rahasia di Qatar untuk Bahas Sandera, Israel Khawatir

Trump telah mengeluarkan beberapa ultimatum kepada Hamas sejak ia memenangkan pemilu.

Ultimatum terbarunya adalah bulan lalu ketika ia menuntut Hamas membebaskan semua sandera "pada siang hari Sabtu" atau gencatan senjata berakhir.

Gencatan senjata 42 hari yang merupakan bagian dari fase pertama kesepakatan Gaza berakhir pada hari Sabtu setelah para pihak tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai perpanjangan.

Pertemuan Hamas-AS

Seorang pejabat senior Hamas mengatakan kepada Al Mayadeen, bahwa pertemuan baru-baru ini meninggalkan kesan positif bagi pihak AS mengenai kemungkinan negosiasi baru.

Namun, pejabat tersebut mencatat bahwa utusan AS hanya berfokus pada potensi pertukaran tahanan dan tidak membahas masalah yang lebih luas, seperti gencatan senjata atau diakhirinya perang di Gaza.   

"Pihak Amerika tidak menyampaikan kerangka kerja khusus untuk pertukaran tahanan, tetapi mendengarkan perspektif Hamas mengenai masalah tersebut," kata pejabat itu. 

Pejabat Perlawanan Palestina juga mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut terjadi atas permintaan AS dan mengejutkan pejabat Israel.

Sementara itu, Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt mengungkapkan alasan setelah ditanya mengapa AS bernegosiasi “secara langsung dan untuk pertama kalinya dengan Hamas”.

"Terkait negosiasi yang Anda maksud, pertama-tama, utusan khusus yang terlibat dalam negosiasi tersebut memiliki kewenangan untuk berbicara dengan siapa pun," katanya, dikutip dari CNN.

"Israel telah diajak berkonsultasi mengenai masalah ini, dan lihatlah, dialog dan pembicaraan dengan orang-orang di seluruh dunia untuk melakukan apa yang terbaik bagi kepentingan rakyat Amerika adalah sesuatu yang telah dibuktikan oleh presiden sebagai apa yang ia yakini sebagai (sebuah) upaya dengan itikad baik untuk melakukan apa yang benar bagi rakyat Amerika," imbuh Leavitt.

Di sisi lain, Kantor Perdana Menteri Israel mengatakan pihaknya telah “menyampaikan kepada Amerika Serikat posisinya mengenai pembicaraan langsung dengan Hamas”.

Pernyataan Israel tidak menjelaskan secara rinci apakah Israel telah mengetahui pembicaraan tersebut sebelumnya atau baru mengetahuinya kemudian.

Pernyataan tersebut juga tidak menjelaskan secara rinci apa posisi Israel.

Baca juga: Pejabat AS Perwakilan Donald Trump Adakan Pembicaraan Langsung Secara Rahasia dengan Hamas di Doha

Sebelumnya pada hari Rabu, sumber mengatakan kepada CNN bahwa Israel mengetahui pembicaraan tersebut.

Seorang diplomat tinggi Israel tampaknya merujuk pada pembicaraan tersebut dalam sebuah wawancara dengan Fox Business.

"Alih-alih menekan Israel, Presiden (Donald) Trump malah menekan Hamas dan ini adalah hal yang benar untuk dilakukan," kata Ofir Akunis, konsul jenderal Israel di New York.

"Jika Gedung Putih ingin berbicara langsung dengan Hamas dan menekan mereka untuk membebaskan lebih banyak sandera, kami akan sangat senang melihat lebih banyak sandera bersama keluarga mereka dan di Israel," katanya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved