Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Analisis - di Bawah Trump, Amerika Punya Teman Baru: Rusia, Korea Utara, dan Belarus

Di bawah pemerintahan Donald Trump, Amerika kini memiliki teman baru, yakni Rusia, Korea Utara dan Belarus, sementara Eropa berusaha untuk lebih dekat

Penulis: Tiara Shelavie
YouTube White House
DIPLOMASI DONALD TRUMP - Tangkap layar YouTube The White House pada 24 Februari 2025, menampilkan Presiden AS Donald Trump berpartisipasi dalam pelantikan seremonial Menteri Perdagangan Howard Lutnick. Di bawah pemerintahan Donald Trump, Amerika kini memiliki teman baru, yakni Rusia, Korea Utara dan Belarus, sementara itu Eropa berusaha untuk merayu AS agar tidak menjauh. 

TRIBUNNEWS.COM - Langkah terbaru Presiden AS Donald Trump mungkin menunjukkan siapa saja sekutu barunya dalam masa jabatan keduanya, menurut analisis dari The New York Times.

Dalam sebuah keputusan yang tak biasa, Trump meminta Amerika Serikat untuk memberikan suara menentang resolusi Majelis Umum PBB yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina pada peringatan tiga tahun perang tersebut.

Beberapa negara yang berpihak kepada Rusia dalam hal ini antara lain Korea Utara, Belarus, dan Sudan.

Sebaliknya, negara-negara seperti Inggris, Prancis, Jerman, Kanada, Italia, Jepang, dan mayoritas dunia, mendukung resolusi tersebut.

Hanya sebulan setelah menjabat, Trump mulai menggeser posisi Amerika di panggung internasional.

AS kini berada di kubu negara-negara yang dianggap terisolasi oleh dunia, dan menjauh dari negara-negara sahabat tradisionalnya sejak Perang Dunia II.

Pegeseran hubungan dengan sekutu lama ini memiliki dampak besar bagi kebijakan luar negeri Amerika di masa depan. 

Meski para pemimpin Eropa seperti dari Polandia, Prancis, dan Inggris berusaha mendekati Trump, mereka kini menghadapi kenyataan bahwa nilai-nilai Trump berbeda dengan mereka, atau bahwa prioritas AS kini tidak sejalan dengan kepentingan mereka.

Jika Amerika Serikat terus merangkul negara-negara yang terisolasi secara internasional seperti Rusia, maka Eropa, Kanada, dan sekutu Asia seperti Jepang dan Korea Selatan mungkin terpaksa mencari aliansi baru.

Sementara itu, kedekatan Trump dengan Rusia memberikan kesempatan bagi Moskow untuk keluar dari isolasi diplomatik yang berusaha dibangun oleh Barat sejak invasinya ke Ukraina.

Susan E. Rice, mantan duta besar PBB di bawah Barack Obama, menuduh Trump terang-terangan menuruti kehendak Rusia.

Baca juga: Pakar Militer Rusia Peringatkan Moskow Harus Siap Perang dengan NATO

"Trump menyelaraskan Amerika dengan musuh-musuh kita dan melawan sekutu-sekutu perjanjian kita," kata Rice.

"Kita semua harus bertanya mengapa?"

Langkah Amerika untuk menentang resolusi PBB pada hari Senin (24/2/2025) mengejutkan para pemimpin Eropa.

AS, bersama China dan Rusia, memberikan suara mentang resolusi, sementara Inggris, Prancis, dan sebagian besar negara Eropa lainnya abstain.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved