Konflik Rusia Vs Ukraina
Pakar Militer Rusia Peringatkan Moskow Harus Siap Perang dengan NATO
Tentara Rusia harus siap menghadapi setiap perkembangan situasi dalam jangka menengah, termasuk kemungkinan konflik militer dengan NATO.
TRIBUNNEWS.COM – Rusia mungkin harus bersiap untuk berperang dengan NATO dalam dekade mendatang, menurut Igor Korotchenko, pakar militer Rusia dan Direktur Pusat Analisis Perdagangan Senjata Dunia yang berbasis di Moskow.
Mengutip Newsweek, Korotchenko, yang sering membuat pernyataan kontroversial di media milik negara Rusia, meramalkan konflik masa depan antara Rusia dan Barat.
Dalam opini yang diterbitkan di surat kabar Moskovsky Komsomolets, pada malam peringatan tiga tahun invasi Rusia ke Ukraina, Korotchenko menyatakan bahwa Rusia harus bersiap menghadapi kemungkinan konfrontasi militer dengan NATO.
"Tentara Rusia harus siap menghadapi setiap perkembangan situasi dalam jangka menengah, termasuk potensi konflik militer dengan NATO di Eropa dalam dekade mendatang," tulisnya.
Korotchenko menambahkan bahwa meskipun hubungan Rusia dengan Presiden AS Donald Trump saat ini stabil, ada kemungkinan perubahan besar setelah empat tahun, saat pemimpin baru AS terpilih.
"Oleh karena itu, penilaian Rusia tentang tujuan strategis musuh geopolitiknya tidak boleh didasarkan hanya pada niat elit Barat saat ini, melainkan pada evaluasi kekuatan militer kolektif Barat secara keseluruhan," tambahnya.
Apa yang Melatarbelakangi Peringatan Korotchenko?
Ketegangan antara Rusia dan Barat meningkat pesat sejak invasi yang dilakukan Vladimir Putin ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Saat AS dan Rusia berusaha melakukan pembicaraan rahasia untuk mengakhiri perang, anggota NATO mulai mengkhawatirkan keamanan negara-negara Eropa.
NATO memperingatkan perlunya meningkatkan pertahanan untuk menghadapi potensi agresi Rusia yang bisa melampaui batas Ukraina.
Rusia, di sisi lain, menuduh NATO terlibat dalam konfrontasi langsung dengan memberikan bantuan militer kepada Ukraina selama konflik berlangsung.
Pejabat Rusia sering kali mengancam akan menyerang negara-negara anggota NATO karena mengirim peralatan dan senjata ke Ukraina.
Baca juga: Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia Sergei Shoygu Temui Prabowo di Istana, Bahas Apa?
Pada saat yang sama, AS dan Rusia terus bernegosiasi untuk menjadi penengah dalam kesepakatan damai, meskipun Ukraina tidak dilibatkan dalam diskusi ini.
Starmer Peringatkan Keamanan Eropa
Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer, dalam artikelnya untuk The Telegraph yang diterbitkan pada 16 Februari, menyatakan bahwa Eropa menghadapi momen penting untuk keamanan kolektif.
"Kita menghadapi momen yang hanya terjadi sekali dalam satu generasi untuk keamanan kolektif benua kita," ujar Starmer.
"Ini bukan hanya masalah masa depan Ukraina, tapi juga masalah eksistensial bagi Eropa."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.