Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

AS dan Rusia Mulai Akur, Inggris dan Turki Disebut Jadi Pecundang Besar NATO

Setelah hubungan AS dengan Rusia membaik, Inggris dan Turki mulai kehilangan pengaruh di panggung dunia.

Kremlin.ru
TRUMP DAN PUTIN - Foto ini diambil pada Rabu (19/2/2025) dari publikasi resmi Kremlin, memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden AS Donald Trump (kiri) berfoto sebelum melakukan pertemuan resmi di Helsinki, Finlandia, pada 16 Juli 2018. Hubungan AS dan Rusia kini membaik. 

TRIBUNNEWS.COM – Semenjak Donald Trump naik ke tampuk kekuasaan tertinggi di Amerika Serikat (AS), hubungan AS dengan Rusia mulai membaik.

Kedua belah pihak mengadakan pembicaraan guna membahas cara menyudahi perang Ukraina-Rusia yang sudah berlangsung tiga tahun.

Pakar politik Timofey Bordachev mengklaim pembicaraan antara AS dan Rusia memicu kejengkelan di antara pihak-pihak yang mendapat keuntungan dari memburuknya hubungan kedua negara itu.

“Tahap terbaru hubungan Rusia-AS, yang dimulai dengan pembicaraan telepon di antara kedua pemimpin, sudah memunculkan kegelisahan di antara mereka yang mendapat keuntungan politik selama konfrontasi Moskow dengan Washington yang berlangsung bertahun-tahun,” kata Bordachev dalam opininya yang terbit di Russia Today hari Rabu, (26/2/2025).

Lewat tulisannya yang berjudul “Inilah Dua Pecundang Besar NATO setelah Hubungan Rusia-AS Membaik”, dia menjelaskan menurunnya peran Turki dan Inggris di panggung dunia.

Pada mulanya dia menyinggung dua pembicaraan besar, yakni Rusia-AS di Arab Saudi dan Turki-Rusia di Turki.

Bordachev menyebut Turki berharap menjadi tuan rumah dalam pertemuan pejabat Rusia-AS. Namun, Turki malah menjadi tempat pertemuan antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Selama bertahun-tahun Turki berusaha mempertahankan pengaruhnya. Namun, Erdogan telah salah perhitungan.

“Sejumlah tindakan bisa berhasil hanya dalam situasi khusus. Jika situasi itu berubah, kekuatan suatu negara yang terlihat kerap kali kembali kepada kekuatan yang sebenarnya,” kata dia.

Pakar itu mengatakan Turki pernah terlihat seperti negara yang jago menyeimbangkan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dengan Global South (negara-negara berkembang). Namun, Turki sekarang kurang jago dan malah tampak susah payah berusaha mempertahankan pengaruhnya.

“Situasi makin rumit akibat persoalan ekonomi Turki.”

Baca juga: AS dan Rusia akan Bertemu Lagi di Istanbul, Bahas Apa?

“Meski perdagangan dengan Rusia menguntungkan, hal itu belum bisa mengimbangi persoalan sistematis dalam ekonomi Turki.”

Bordachev menyebut Rusia memiliki rekan dagang yang lebih stabil dan kaya dibandingkan dengan Turki.

Inggris punya masalah serupa

Bordachev mengatakan Inggris juga memiliki masalah yang mirip dengan Turki. Negara itu berupaya menguatkan kedudukan geopolitiknya dengan mengambil tindakan agresif.

“Namun, Inggris kekurangan kekuatan militer dan politik untuk bertindak mandiri di panggung dunia, dan ekonominya tetap rapuh,” katanya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved