Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Berupaya Bawa Pulang 63 Sandera yang Tersisa, Israel Berencana Perpanjang Gencatan Senjata di Gaza

Israel dan Hamas mencapai kesepakatan untuk menukar jenazah sandera yang telah meninggal dengan pembebasan ratusan tahanan Palestina.

Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English
SITUASI GAZA - Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English pada Rabu (19/2/2025) menunjukkan situasi di Gaza pada Rabu (19/2/2025) setelah gencatan senjata dimulai sejak 19 Januari 2025. Israel dan Hamas mencapai kesepakatan untuk menukar jenazah sandera yang telah meninggal dengan pembebasan ratusan tahanan Palestina. 

TRIBUNNEWS.COM - Israel sedang mempertimbangkan perpanjangan gencatan senjata selama 42 hari di Gaza.

Sebab, Israel berupaya membawa pulang 63 sandera yang tersisa, sambil menunda kesepakatan tentang masa depan daerah kantong itu untuk saat ini.

Tahap awal kesepakatan gencatan senjata, yang diluncurkan dengan dukungan Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Qatar pada 19 Januari 2025, akan berakhir pada Sabtu (1/3/2025).

Diberitakan Al Arabiya, hingga kini masih belum jelas apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Kami bersikap sangat hati-hati," kata Wakil Menteri Luar Negeri Israel, Sharren Haskel kepada wartawan di Yerusalem, ketika ditanya apakah gencatan senjata dapat diperpanjang tanpa dimulainya pembicaraan tentang tahap kedua yang akan mencakup isu-isu sulit seperti akhir perang dan tata kelola Gaza di masa depan.

"Tidak ada kesepakatan khusus tentang itu, tetapi mungkin saja."

"Kami tidak menutup opsi untuk melanjutkan gencatan senjata saat ini, tetapi sebagai imbalannya para sandera kami harus dikembalikan dengan selamat," jelasnya.

Jika tidak ada kesepakatan yang dicapai pada Jumat (28/2/2025), para pejabat memperkirakan pertempuran akan kembali terjadi, atau pembekuan dalam situasi saat ini di mana gencatan senjata akan terus berlanjut tetapi sandera tidak akan kembali dan Israel dapat memblokir masuknya bantuan ke Gaza.

Dua pejabat yang terlibat dalam proses gencatan senjata mengatakan kepada Reuters bahwa Israel dan kelompok militan Palestina Hamas belum terlibat dalam negosiasi untuk menyelesaikan kesepakatan atas fase kedua gencatan senjata yang harus menjembatani kesenjangan yang lebar antara kedua belah pihak untuk dapat disimpulkan.

"Saya pikir tidak realistis untuk melihat sesuatu seperti itu terbentuk dalam beberapa hari," kata Sharren Haskel.

"Ini adalah sesuatu yang perlu didiskusikan secara mendalam. Ini akan memakan waktu," imbuhnya.

Israel dan Hamas Sepakati Pertukaran Baru

Pada Selasa (25/2/2025), pejabat Israel dan Hamas mengatakan mereka telah mencapai kesepakatan untuk menukar jenazah sandera yang telah meninggal dengan pembebasan ratusan tahanan Palestina, sehingga gencatan senjata yang rapuh tetap utuh setidaknya untuk beberapa hari lagi.

Israel telah menunda pembebasan 600 tahanan Palestina sejak Sabtu (22/2/2025), untuk memprotes apa yang disebutnya sebagai perlakuan kejam terhadap sandera selama pembebasan mereka oleh Hamas.

Baca juga: ICC Didesak Selidiki Peran Biden dan 2 Eks Menteri Lakukan Genosida di Gaza, WHO Prihatin

Kelompok militan itu mengatakan, penundaan tersebut merupakan "pelanggaran serius" terhadap gencatan senjata mereka dan bahwa pembicaraan tentang tahap kedua tidak mungkin dilakukan sampai mereka dibebaskan.

Kebuntuan itu mengancam akan menghancurkan gencatan senjata ketika tahap pertama kesepakatan yang berlangsung selama enam minggu berakhir akhir pekan ini.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan