Konflik Rusia Vs Ukraina
Zelensky Siap Mundur sebagai Presiden Demi Imbalan: Keanggotaan NATO hingga Perdamaian Ukraina
Zelensky mengungkapkan kesiapan untuk mundur dari jabatannya jika hal itu dapat membantu mencapai perdamaian bagi Ukraina atau jadi anggota NATO.
TRIBUNNEWS.COM - Pada konferensi pers yang diadakan pada Minggu (23/2/2025), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan kesiapan untuk mundur dari jabatannya.
Dengan catatan, jika hal itu dapat membantu Ukraina mencapai perdamaian atau bisa membuat Kyiv menjadi anggota NATO.
Zelensky menekankan ia tidak berambisi untuk berkuasa lama dan lebih memprioritaskan keamanan negara Ukraina.
"Saya tidak berniat berkuasa selama beberapa dekade. Ini adalah prioritas utama saya sekarang," kata Zelensky, dikutip dari Ukrainska Pravda.
Zelensky menjelaskan keanggotaan NATO dianggap sebagai langkah yang paling efektif dan ekonomis untuk memastikan keamanan Ukraina.
"Kami akan membahasnya dengan mitra kami, karena ini adalah masalah keamanan," papar Zelensky.
"Kami harus menyadari bahwa meja perundingan ini adalah milik kami, karena perang terjadi di Ukraina," ungkap Zelensky.
Ia menegaskan Eropa dan Amerika Serikat (AS) harus terlibat langsung dalam perundingan untuk memastikan perdamaian dan keamanan bagi Ukraina.
Perbedaaan Pemerintah Biden dan Trump dalam Dukungan ke Ukraina
Terkait dengan hubungan Ukraina dan Amerika Serikat, Zelensky menyatakan perbedaan mencolok antara pemerintahan Trump dan pemerintahan Joe Biden, Al Jazeera melaporkan.
Dikutip dari Time, Trump, yang sebelumnya menyerang Zelensky dengan menyebutnya sebagai "diktator," dipandang oleh Zelensky sebagai kurang mendukung Ukraina dalam perdamaian.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1097: 3 Tahun Invasi Rusia, Zelensky Kini Siap Mundur demi Gabung NATO
Ia berharap Trump dapat menjadi mitra yang lebih aktif dalam proses perdamaian, bukan hanya sekadar mediator.
Dalam pembahasan lain, Zelensky juga menanggapi klaim bahwa Ukraina berutang 500 miliar dolarĀ kepada AS.
Ia menegaskan bantuan AS diberikan dalam bentuk hibah, bukan pinjaman dan klaim tersebut tidak relevan serta tidak akan tercantum dalam perjanjian akhir.
3 Tahun Perang Rusia-Ukraina, Bagaimana Situasi di Lapangan?
Sementara itu, situasi di lapangan semakin memanas dengan serangan pesawat tak berawak terbesar yang dilancarkan Rusia terhadap Ukraina.
Dalam seminggu terakhir, hampir 1.150 pesawat tak berawak, 1.400 bom udara berpemandu, dan 35 rudal telah diluncurkan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.