Konflik Palestina Vs Israel
Demi Redam Amarah Netanyahu, Hamas Selidiki Kesalahan Penyerahan Jenazah Sandera Israel
Hamas siap menyelidiki kesalahan penyerahan jenazah sandera Israel, setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberi ancaman.
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu marah setelah Hamas salah menyerahkan jenazah para sandera.
Hamas seharusnya menyerahkan empat jenazah, yakni Shiri Bibas beserta kedua anaknya, Kfir dan Ariel, serta Oded Lifshitz.
Namun, ternyata jenazah Shiri Bibas tak ada di dalam peti mati yang diserahkan oleh Hamas kepada Israel.
Akibatnya, Benjamin Netanyahu mengancam akan melakukan pembalasan karena gagal melepaskan jenazah sandera Shiri Bibas.
Basem Naim, anggota biro politik Hamas, mengatakan "kesalahan yang tidak diharapkan" bisa saja terjadi, terutama karena pemboman Israel telah mencampurkan jasad sandera Israel dan warga Palestina, yang ribuan di antaranya masih terkubur di reruntuhan.
"Kami menegaskan bahwa tidak sesuai dengan nilai-nilai atau kepentingan kami untuk menahan badan mana pun atau tidak mematuhi perjanjian dan kesepakatan yang kami tandatangani," kata Basem Naim, dikutip dari Reuters.
Hamsas mengatakan secara terpisah bahwa pihaknya akan menyelidiki pernyataan Israel dan mengumumkan hasilnya.
Kegagalan menyerahkan jenazah keempat peti mati pada hari Kamis, memicu kemarahan di Israel dan memicu ancaman pembalasan dari Netanyahu.
"Kami akan bertindak dengan tekad untuk membawa pulang Shiri beserta seluruh sandera kami - baik yang hidup maupun yang sudah meninggal - dan memastikan Hamas membayar harga penuh atas pelanggaran perjanjian yang kejam dan jahat ini," kata Netanyahu.
Ia menuduh Hamas bertindak "dengan cara yang sangat sinis" dengan menempatkan jasad seorang wanita Gaza di dalam peti jenazah, bukan Bibas.
Hamas mengatakan pada November 2023 bahwa anak-anak dan ibu mereka telah tewas dalam serangan udara Israel.
Baca juga: Hamas Rilis 6 Nama Sandera Israel yang akan Dibebaskan Hari Sabtu Besok
Kedua belah pihak telah berulang kali menuduh pihak lain melakukan pelanggaran gencatan senjata, dengan Hamas mengancam akan menunda pembebasan sandera atas apa yang disebutnya penolakan Israel untuk mengizinkan bahan perumahan dan bantuan lainnya masuk ke Gaza.
Palang Merah mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya "prihatin dan tidak puas" dengan fakta bahwa penyerahan jenazah tidak dilakukan secara pribadi dan bermartabat.
Salah satu kelompok utama yang mewakili keluarga sandera mengatakan mereka "ngeri dan hancur" mendengar berita bahwa jenazah Shiri Bibas belum dikembalikan, tetapi menyerukan gencatan senjata untuk terus membawa kembali seluruh 70 sandera yang masih berada di Gaza.
"Selamatkan mereka dari mimpi buruk ini," kata Forum Sandera dan Keluarga Hilang dalam sebuah pernyataan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.