Donald Trump Memangkas Dana untuk Pasukan Keamanan PA Sebagai Bagian dari Pembekuan Bantuan Asing

Trump Memangkas Dana untuk Pasukan Keamanan PA Sebagai Bagian dari Pembekuan Bantuan Asing

TRIBUNNEWS.COM- Gedung Putih telah menangguhkan semua pendanaan untuk pasukan keamanan Otoritas Palestina (PA) sebagai bagian dari pembekuan bantuan asing yang lebih luas, Washington Post melaporkan pada 18 Februari.

Otoritas Palestina berusaha membuktikan kegunaannya bagi Israel untuk mendapatkan peran dalam pemerintahan Gaza.

“AS dianggap sebagai donor besar bagi proyek-proyek PA,” termasuk pelatihan keamanan dan pemberdayaan, Brigadir Jenderal Anwar Rajab, juru bicara pasukan keamanan Palestina, mengatakan kepada Washington Post.

Seorang mantan pejabat Israel, yang berbicara dengan syarat anonim, mengklaim pasukan keamanan PA tidak "terdampak secara berarti" oleh pembekuan tersebut, karena donor lain telah turun tangan untuk menyediakan pendanaan berkelanjutan.

Namun, seorang kolonel yang memimpin pelatihan di Lembaga Pelatihan Pusat Pasukan Keamanan PA mengatakan kepada Washington Post bahwa beberapa program pelatihan telah dipotong. Kolonel tersebut menyatakan bahwa pertemuan yang direncanakan dengan pejabat AS untuk mengevaluasi operasi PA yang menargetkan pejuang perlawanan Palestina di Kamp Pengungsi Jenin telah ditunda tanpa batas waktu.

Pasukan Israel dan PA telah bekerja sama selama dua bulan terakhir untuk mengepung dan melaksanakan operasi di Kamp Jenin.

Israel telah memperluas perangnya terhadap perlawanan Palestina di Tepi Barat yang diduduki, bahkan saat gencatan senjata di Gaza masih berlaku.

Penghentian pendanaan ini terjadi saat PA berada di bawah tekanan untuk mempertahankan kontrol atas wilayah Tepi Barat yang diduduki sambil membuktikan dirinya sebagai kekuatan potensial untuk mengendalikan Gaza atas nama Israel setelah perang.

Selama masa jabatan mantan presiden AS Joe Biden, para pejabat AS menyatakan dukungannya terhadap kembalinya PA ke Gaza, sebuah posisi yang menghadapi pertentangan dari Israel dan Hamas, Washington Post melaporkan.

Anadolu Agency mencatat bahwa PA, yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas, tidak mampu membayar gaji pegawai publik secara penuh sejak November 2021.

Israel telah menahan bea cukai yang dipungut atas nama pemerintah Palestina selama berbulan-bulan, kantor berita Turki menambahkan.

Operasi militer Israel di Tepi Barat utara sejak 21 Januari telah menewaskan lebih dari 55 warga Palestina, menghancurkan infrastruktur penting, dan membuat puluhan ribu orang mengungsi, menurut pejabat Palestina.

SUMBER:THE CRADLE