Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Bela Putin, Donald Trump: Rusia Tak Mau Hancurkan Ukraina meski Bisa Melakukannya 100 Persen

Presiden AS Donald Trump bela Putin dengan mengatakan Rusia tidak mau menghancurkan Ukraina meski bisa melakukannya 100 persen.

Kremlin.ru
PUTIN DAN TRUMP - Foto ini diambil pada Senin (10/2/2025) dari publikasi resmi Kremlin, memperlihatkan Presiden AS Donald Trump (kanan) berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) di sela-sela pertemuan puncak Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) ke-25 pada 11 November 2017 di Da Nang, Vietnam. Pada 18 Februari 2025, Trump mengatakan Rusia bisa menghancurkan Ukraina 100 persen tapi tidak melakukannya. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengatakan Rusia tidak ingin menghancurkan kota-kota di Ukraina meski mereka bisa melakukannya 100 persen.

Menurutnya, dengan kekuatan yang dimiliki Rusia, mereka bisa dengan cepat menghancurkan kota-kota termasuk Kyiv.

"Jika mereka (Rusia) ingin melakukannya 100 persen, maka itu mungkin akan terjadi dengan sangat cepat," kata Donald Trump kepada wartawan dalam konferensi pers pada Selasa (18/2/2025), mengomentari kehancuran yang dialami Ukraina.

Pada saat yang sama, kepala Gedung Putih mencatat Rusia dapat mengubah Ukraina menjadi tempat kehancuran berskala besar, tetapi juga tidak ingin melakukan ini.

Sikap AS terhadap perang Rusia-Ukraina mulai berubah setelah Donald Trump kembali ke Gedung Putih.

Donald Trump sebelumnya mengusulkan untuk menengahi perundingan antara Rusia dan Ukraina dalam upaya mengakhiri perang yang berlangsung sejak 2022, seperti diberitakan RIA Novosti.

Perwakilan tinggi Rusia dan AS bertemu di Riyadh, Arab Saudi, pada Selasa (18/2/2025) untuk menindaklanjuti usulan Donald Trump.

Pihak Rusia diwakili oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, dan ajudan Kremlin, Yuriy Ushakov, bertemu dengan delegasi AS di Arab Saudi.

Sementara, AS diwakili oleh Menteri Luar Negeri, Marco Rubio; Penasihat Keamanan Nasional, Mike Waltz; dan Utusan Khusus untuk Urusan Timur Tengah, Steve Witkoff.

Delegasi AS dan Rusia, selama pertemuan di Riyadh, sepakat untuk mengatasi hal-hal yang mengganggu hubungan bilateral dan terus berupaya mempersiapkan pembicaraan mengenai perang Rusia melawan Ukraina.

Mereka juga sepakat untuk menunjuk tim tingkat tinggi untuk pembicaraan terkait Ukraina.

Baca juga: Trump Mengeluh: AS Beri Bantuan 350 Miliar Dolar ke Ukraina, tapi di Mana Uang Ini?

Koresponden Gedung Putih Fox News, Jacqui Heinrich, melaporkan AS dan Rusia sedang membahas rencana perdamaian tiga fase untuk Ukraina, yang mencakup gencatan senjata, pemilihan umum di Ukraina, dan akhirnya penandatanganan perjanjian akhir.

Donald Trump: Zelensky Pilih Perang 3 Tahun daripada Negosiasi di Awal

Donald Trump mengomentari kekesalan Volodymyr Zelensky karena Ukraina tidak diundang dalam dialog antara perwakilan tinggi Rusia-AS di Riyadh, Arab Saudi, mengenai upaya mengakhiri perang Rusia-Ukraina.

Ia menyatakan kekecewaannya karena Ukraina gagal memanfaatkan peluang untuk negosiasi dengan Rusia selama tiga tahun terakhir.

"Saya sangat kecewa. Saya dengar mereka (otoritas Ukraina) tidak senang karena tidak diundang (dalam perundingan). Namun, mereka punya waktu tiga tahun untuk duduk di meja perundingan. Ini bisa diselesaikan saat itu," kata Donald Trump, saat berpidato di kediamannya di Mar-a-Lago, Florida, Amerika Serikat pada Selasa (18/2/2025).

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved