Konflik Rusia Vs Ukraina
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1091: Delegasi AS-Rusia Bertemu di Arab Saudi, Siapa Saja yang Hadir?
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan ajudan Presiden Vladimir Putin, Yuri Ushakov, terbang ke Arab Saudi untuk bertemu dengan delegasi Amerika
TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia-Ukraina genap memasuki umur tiga tahun dalam hitungan hari ke depan.
Pada Selasa (18/2/2025), perang Rusia di Ukraina telah memasuki hari ke-1891.
Dikutip dari Suspilne, pada Selasa (18/2/2025), Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan ajudan Presiden Vladimir Putin, Yuri Ushakov, terbang ke Arab Saudi untuk bertemu delegasi Amerika Serikat.
Ukraina tidak terlibat dalam pertemuan ini.
Lalu, siapa saja delegasi Amerika Serikat dan Rusia yang bertemu di Arab Saudi?
Simak rangkuman peristiwa lainnya berikut ini.
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1091:
Pertemuan di Arab Saudi
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan ajudan Presiden Vladimir Putin, Yuri Ushakov, terbang ke Arab Saudi untuk bertemu delegasi AS pada Selasa (18/2/2025).
Pertemuan ini bertujuan untuk membahas perang Rusia-Ukraina serta mempersiapkan kemungkinan pertemuan antara Putin dan Trump.
Baca juga: Enggan Turuti Trump, Zelensky Tolak Tandatangani Kesepakatan terkait Mineral Tanah Langkah Ukraina
Kyiv menyatakan, mereka tidak mengetahui pertemuan ini dan menegaskan tidak akan mengakui kesepakatan apa pun yang dibuat tanpa keterlibatan Ukraina.
Delegasi AS menegaskan, tidak akan ada negosiasi tanpa partisipasi Ukraina.
Siapa Saja Delegasi Amerika Serikat dan Rusia di Arab Saudi?
Delegasi AS yang terlibat dalam pertemuan ini terdiri dari:
- Menteri Luar Negeri Marco Rubio
Rubio mengungkapkan, AS berfokus pada penyelesaian perang melalui gencatan senjata dan pembukaan koridor kemanusiaan.
Ia juga menegaskan bahwa tidak akan ada negosiasi tanpa keterlibatan Ukraina.
- Penasihat Keamanan Nasional Mike Walz
Walz mendukung diplomasi untuk mengakhiri perang dan mengatakan bahwa Eropa harus bertanggung jawab atas jaminan keamanan Ukraina.
- Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah Stephen Witkoff
Witkoff sebelumnya bertemu pejabat Rusia dan membantu dalam negosiasi pembebasan warga AS yang ditahan di Rusia.
Sementara itu, delegasi Rusia yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov berangkat ke Arab Saudi pada Senin (17/2/2025).
Lavrov menegaskan, Rusia tidak akan membahas pengembalian wilayah yang diduduki ke Ukraina dan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk mendengarkan usulan perdamaian dari AS.
Ajudan Putin, Yuri Ushakov, dan beberapa pejabat lainnya, seperti Sergei Naryshkin (Direktur Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia) dan Kirill Dmitriev (CEO Dana Investasi Langsung Rusia), juga diperkirakan ikut serta.
Rusia berharap, pertemuan ini dapat membantu memulihkan hubungan dengan AS dan mengurangi isolasi internasional mereka.
Ukraina tidak terlibat dalam pertemuan ini.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan, Ukraina tidak mengetahui tentang pertemuan tersebut dan tidak akan mengakuinya.
Besok, Rabu (19/2/2025), Zelensky akan berada di Arab Saudi untuk membahas isu kemanusiaan dan pertukaran tahanan, tetapi tidak ada pertemuan yang direncanakan dengan delegasi AS atau Rusia.
Upaya AS Rebut Mineral Langka Ukraina
Dikutip dari The Guardian, Zelenskyy, tampaknya menolak upaya Presiden Donald Trump untuk menguasai cadangan mineral penting Ukraina guna membayar kembali miliaran dolar AS yang telah dikeluarkan untuk memerangi Rusia.
Menurut Zelenskyy, kesepakatan tersebut belum mencakup ketentuan keamanan yang sangat dibutuhkan oleh Ukraina.
“Bantu kami mempertahankan ini dan kita akan menghasilkan uang bersama," kata Zelensky dalam wawancara dengan program Meet the Press.
"Tetapi yang sangat penting adalah dalam dokumen ini harus ada ketentuan untuk melindunginya. Itu adalah jaminan keamanan," lanjutnya.
"Jika kita tidak diberi jaminan keamanan dari Amerika Serikat, saya yakin perjanjian ekonomi ini tidak akan berhasil. Semua harus adil," paparnya.
Uni Eropa: Ukraina Layak Dapat Perdamaian Melalui Kekuatan
Dalam pertemuan Uni Eropa di Paris, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menegaskan “Ukraina layak memperoleh perdamaian melalui kekuatan.”
"Hari ini di Paris, kami menegaskan kembali bahwa Ukraina layak mendapatkan perdamaian melalui kekuatan," tulis von der Leyen di platform media sosial X, dikutip dari TASS.
"Perdamaian yang menghormati kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas teritorialnya, dengan jaminan keamanan yang kuat," lanjutnya.
Pertemuan informal tersebut, dihadiri oleh delapan negara Eropa atas prakarsa Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Selain itu, acara itu melibatkan para pemimpin dari Dewan Eropa, Komisi Eropa, dan NATO.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.