Konflik Palestina Vs Israel
Mohammad Shaheen Tewas di Lebanon, Israel Koar-koar Tender 1.000 Pemukiman di Tepi Barat
Militer Israel menewaskan Mohammad Shaheen, kepala departemen operasi Hamas di Lebanon, sementara Israel umumkan tender 1.000 pemukiman Tepi Barat
TRIBUNNEWS.COM - Serangan pesawat nirawak Israel di Lebanon selatan pada hari Senin (17/2/2025) menewaskan kepala operasi militer Hamas di negara itu, kata militer Israel.
Serangan itu terjadi menjelang batas waktu penarikan penuh Israel dari Lebanon selatan berdasarkan perjanjian gencatan senjata yang mengakhiri perang 14 bulan antara Israel dan Hizbullah.
Militer Israel mengatakan telah menewaskan Mohammad Shaheen, kepala departemen operasi Hamas di Lebanon.
Militer menuduh Shaheen "baru-baru ini merencanakan serangan teror, yang diarahkan dan didanai oleh Iran, dari wilayah Lebanon terhadap warga negara Israel."
Hamas mengonfirmasi kematian Shaheen tetapi menggambarkannya sebagai seorang komandan militer, dikutip dari Outlook India.
Rekaman menunjukkan sebuah mobil dilalap api setelah serangan di dekat pos pemeriksaan militer Lebanon dan stadion olahraga kota Sidon.
Batas waktu penarikan pasukan semula adalah akhir Januari, tetapi karena tekanan dari Israel, Lebanon setuju untuk memperpanjangnya hingga 18 Februari.
Masih belum jelas apakah pasukan Israel akan menyelesaikan penarikan pasukan mereka pada hari Selasa.
Sejak gencatan senjata, Israel terus melancarkan serangan udara di Lebanon selatan dan timur, dengan mengatakan bahwa serangan itu menargetkan lokasi militer yang berisi rudal dan peralatan tempur.
Israel dan Lebanon saling menuduh telah melanggar perjanjian gencatan senjata.
Tender Pemukiman Tepi Barat
Baca juga: Hamas Konfirmasi Kematian Komandan Militernya, Diduga akibat Serangan Israel di Lebanon Selatan
Israel telah mengeluarkan tender untuk pembangunan hampir 1.000 rumah pemukim tambahan di Tepi Barat yang diduduki, kata pengawas anti-pemukiman hari ini.
Peringatan itu datang pada hari ke-500 perang Israel di Gaza dan saat kabinet keamanan Israel bersiap membahas fase berikutnya dari perjanjian gencatan senjata dengan Hamas.
Peace Now mengatakan bahwa rencana pembangunan 974 unit rumah baru di pemukiman Efrat akan menyebabkan perluasan pemukiman sebesar 40 persen dan semakin menghambat pembangunan kota Palestina di dekatnya, Bethlehem.
Hagit Ofran, kepala pemantauan permukiman kelompok tersebut, mengatakan konstruksi dapat dimulai setelah proses kontrak dan persetujuan izin, yang dapat memakan waktu setidaknya satu tahun.
Pemukiman di Tepi Barat adalah ilegal menurut hukum internasional, namun Israel telah membangun lebih dari 100 pemukiman, mulai dari pos terdepan di puncak bukit hingga komunitas pinggiran kota yang sudah berkembang penuh dengan infrastruktur yang seringkali tidak dapat diakses oleh warga Palestina.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.