Selasa, 30 September 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

5 Poin Penting dari Dialog Raja Abdullah-Trump, Stabilitas Kawasan Jadi Taruhan

Raja Abdullah menghadapi situasi  rumit karena Trump menekan Yordania untuk menerima warga Palestina yang mengungsi akibat serangan militer di Gaza.

Facebook/The White House
RAJA ABDULLAH - Foto ini diambil pada Rabu (12/2/2025) dari publikasi The White House pada Selasa (11/2/2025), memperlihatkan Raja Yordania Abdullah II (kiri) dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan) berfoto di Gedung Putih pada Selasa. Raja Abdullah menghadapi situasi  rumit karena Trump menekan Yordania untuk menerima warga Palestina yang mengungsi akibat serangan militer di Gaza. 

Trump juga menyebutkan kemungkinan untuk menahan bantuan Amerika yang diberikan kepada Yordania dan Mesir setiap tahunnya, sebagai bentuk tekanan agar kedua negara menerima pengungsi Palestina.

Meskipun Trump mengancam demikian, ia kemudian tampak mengubah nada, mengatakan bahwa ia lebih memilih untuk bekerja sama dengan kedua negara ini, tanpa perlu mengancam dengan pemotongan bantuan.

Sementara itu, Mesir dan Yordania tetap menegaskan posisi mereka untuk tidak menerima lebih banyak pengungsi Palestina.

Bagi Yordania, yang memiliki populasi besar keturunan Palestina, menerima lebih banyak pengungsi akan memperburuk ketegangan sosial dan politik domestik.

Pada 1970, sebuah peristiwa yang dikenal sebagai "September Hitam" memperlihatkan bagaimana ketegangan antara penduduk Palestina dan pemerintah Yordania bisa berubah menjadi konflik bersenjata.

5. Keamanan dan Stabilitas Kawasan Jadi Taruhan

Rencana Trump untuk Gaza tidak hanya menambah ketegangan antara AS dan negara-negara Arab, tetapi juga berpotensi merusak stabilitas kawasan.

Jika Yordania dan Mesir terpaksa menerima lebih banyak pengungsi Palestina, hal itu dapat memengaruhi hubungan mereka dengan Israel dan bahkan dengan Amerika Serikat.

Situasi ini menambah kerumitan geopolitik, mengingat kedua negara ini berperan penting dalam menjaga keamanan di Timur Tengah.

Abdullah, dalam pertemuan tersebut, mengisyaratkan bahwa negara-negara Arab memiliki rencana mereka sendiri untuk Gaza yang akan segera dipresentasikan. Ini menunjukkan bahwa Yordania, Mesir, dan negara-negara Arab lainnya lebih memilih pendekatan yang lebih diplomatis dan tidak melibatkan pemindahan paksa warga Palestina.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved