Konflik Palestina Vs Israel
Beda Sikap AS Terhadap Gaza dan Lebanon: Keras ke Warga Palestina, Bak Malaikat di Lebanon
Sikap AS terhadap kondisi Gaza dan Lebanon sangat kontras. Di Gaza, AS sangat keras terhadap warga Palestina, tetapi kebalikannya di Lebanon.
Wakil utusan khusus AS untuk Timur Tengah, Morgan Ortagus saat bertemu dengan Perdana Menteri terpilih Lebanon, Nawaf Salam menegaskan kembali dukungan Washington untuk presiden dan pemerintahan mendatang.
Dikutip dari Kantor Berita Lebanon, National News Agency, dalam kesempatan itu, Nawaf Salam menekankan perlunya menekan Israel untuk memastikan penarikan penuhnya dari wilayah Lebanon yang diduduki pada tanggal yang ditetapkan, yakni 18 Februari 2025.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya kerja sama dengan Amerika Serikat dan komunitas internasional untuk membantu Lebanon pulih, membangun kembali, dan mencapai stabilitas.
Menanggapi pernyataan Nawaf, Ortagus berjanji akan menekan Israel untuk segera meninggalkan Lebanon.
"Tanggal 18 Februari akan menjadi tanggal penempatan kembali, ketika pasukan IDF akan menyelesaikan penempatan kembali mereka, dan tentu saja pasukan (Lebanon) akan datang di belakang mereka, jadi kami sangat berkomitmen pada tanggal pasti itu," kata Ortagus, dikutip dari France24.
Ortagus juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joseph Aoun dan Nawaf Salam dengan komitmen mereka untuk memastikan bahwa Hizbullah tidak menjadi bagian dari pemerintahan ini.
Negara-negara Arab Tolak Rencana Trump
Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio bahwa negara-negara Arab mendukung Palestina dalam menolak rencana Trump untuk menggusur warga Palestina di Gaza.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan Abdelatty, dalam sebuah pertemuan di Washington, menekankan pentingnya mempercepat rekonstruksi Gaza sementara warga Palestina tetap di sana.
Dikutip dari Arab News, Abdelatty, yang tiba di Washington pada hari Minggu, mengatakan dia berharap dapat bekerja sama dengan pemerintahan AS yang baru untuk mencapai "perdamaian dan stabilitas yang komprehensif dan adil" di kawasan itu.
Baca juga: Timur Tengah Memanas, Trump Ultimatum Gaza Kacau, tapi Hamas Tak Gentar, Mesir dan Yordania Terancam
Setiap saran agar warga Palestina meninggalkan Gaza, yang mereka inginkan sebagai bagian dari negara merdeka, telah menjadi kutukan bagi kepemimpinan Palestina selama beberapa generasi.
Kemenlu Mesir mengatakan bahwa masyarakat internasional harus bersatu di belakang warga Palestina.
Usulan ini untuk memperbaiki "ketidakadilan historis" dan memulihkan "hak-hak mereka yang sah dan tidak dapat dicabut".
Rencana Trump telah menerima kecaman global, dengan para pemimpin regional dan global mengatakan langkah tersebut akan mengancam stabilitas regional. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.