Wapres Filipina Sara Duterte Dimakzulkan, tetapi Tidak Digulingkan, Apa yang Terjadi Selanjutnya?
Sara Duterte dimakzulkan oleh DPR, tapi itu bukan berarti ia langsung dicopot dari jabatannya.
Namun, keretakan mulai muncul bahkan sebelum mereka memangku jabatan.
Sara Duterte meminta untuk menangani portofolio pertahanan di kabinet Marcos tetapi malah diangkat menjadi menteri pendidikan.
Aliansi mereka semakin terurai segera setelah keduanya menjabat sebagai presiden dan wakil presiden.
Keduanya menjalankan agenda politik masing-masing dan berbeda pendapat di bidang-bidang penting seperti diplomasi.
Marcos meningkatkan hubungan pertahanan dengan sekutu perjanjian negaranya, Amerika Serikat.
Sementara ayah Sara, mantan Presiden Rodrigo Duterte, memelihara hubungan baik dengan China dan Rusia selama masa jabatannya.
Marcos Jr. juga telah menjanjikan pendekatan yang tidak terlalu keras terhadap jaringan narkoba ilegal, dengan mengurangi "perang melawan narkoba".
Di sisi lain, Rodrigo Duterte terkenal keras terhadap narkoba.
Lebih dari 6.000 tersangka kasus korupsi telah tewas, menurut hitungan pemerintah.
Baca juga: Larangan Orang Asing Bermain Judi Kasino Bikin Puluhan Ribu Pekerja Migran Tinggalkan Filipina
Majelis rendah parlemen, di mana sekutu Marcos memegang kekuasaan, kemudian mulai meneliti permintaan anggaran Sara Duterte, khususnya dana rahasianya yang tidak tercakup dalam audit negara.
Perseteruan semakin terlihat beberapa bulan kemudian, tepatnya pada November 2024.
Dalam konferensi pers yang disiarkan langsung pada Sabtu (23/11/2024) larut malam, Sara Duterte mengatakan ia berbicara dengan seseorang untuk membunuh Marcos jika dirinya terbunuh.
"Negara ini akan hancur karena kita dipimpin oleh orang yang tidak tahu bagaimana menjadi presiden dan pembohong. Jangan khawatir tentang keselamatan saya. Saya sudah bicara dengan seseorang dan saya bilang, kalau saya terbunuh, bunuh saja Bongbong, Liza Araneta [ibu negara], dan Martin Romualdez [juru bicara DPR]. Tidak bercanda. Tidak bercanda. Saya bilang, jangan berhenti sampai Anda membunuh mereka dan dia bilang ya," ucap Sara.
Sara kemudian menjelaskan bahwa ia sebenarnya tidak berencana untuk membunuh sang presiden.
Marcos pun telah menepis ancaman itu, menganggapnya sebagai "kekesalan yang yang tidak diperlukan tentang sesuatu yang tidak penting".
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.