Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Sosok di Balik Rencana Pengusiran Warga Gaza Terungkap, Bukan Trump ataupun Netanyahu

Presiden AS Donald Trump disebut bukan inisiator rencana pemindahan paksa warga Jalur Gaza dan penguasaan tanah Palestina itu oleh AS.

Penulis: Febri Prasetyo
Khaberni
SAPA PENDUDUK GAZA - Personel Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, menyapa penduduk Gaza yang kembali ke rumah mereka di Gaza Utara per Minggu (26/1/2025). Menantu Presiden AS Donald Trump dilaporkan jadi orang di balik rencana pemindahan paksa warga Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, disebut bukan inisiator rencana pemindahan paksa warga Jalur Gaza dan penguasaan tanah Palestina itu oleh AS.

Dilaporkan, inisiator itu ialah Jared Kushner, menantu Trump sekaligus penasihat senior Gedung Putih.

Kushner pernah menjadi utusan tidak resmi Trump untuk urusan Timur Tengah. Dia juga bertanggung jawab atas rencana perdamaian di kawasan itu.

Narasumber yang didapatkan Puck News mengklaim Kushner terlibat perumusan pernyataan Trump tentang rencana masa depan Gaza. Pernyataan disampaikan hari Selasa, (4/2/2025), di Gedung Putih bersama Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Puck menyebut Netanyahu sebelumnya tidak pernah meminta Trump untuk menerapkan rencana seperti itu.

Adapun ide pemindahan warga Gaza sudah pernah diungkapkan oleh Kushner dalam pidatonya pada Februari 2024 lalu di Universitas Harvard.

"Properti di tepi laut Gaza, itu bisa sangat bernilai jika orang-orang berfokus membangun mata pencaharian," kata Kushner dikutip dari The Times of Israel yang mengutip Puck News.

"Situasi di sana agak kurang menguntungkan, tetapi saya pikir dari sudut pandang Israel, saya akan berusaha yang terbaik untuk memindahkan orang-orang dari sana dan kemudian membersihkannya."

"Tetapi, saya tidak berpikir Israel telah mengatakan mereka tidak menginginkan orang-orang itu kembali ke sana setelahnya."

Kushner menyarankan warga Gaza dievakuasi ke dua tempat, yakni di Mesir dan Gurun Negev di Israel.

"Saya hanya perlu mendorong buldoser ke Negev, beruapa memindahkan orang-orang ke sana."

"Saya tahu hal itu tak akan banyak disukai, tetapi itu adalah opsi yang lebih baik sehingga kita bisa masuk dan merampungkan pekerjaan."

Baca juga: Sekjen PBB, Antonio Guterres Peringatkan Donald Trump untuk Menghindari Pembersihan Etnis di Gaza

Ketika ditanya mengenai kemungkinan Netanyahu tak akan mengizinkan warga Gaza kembali, dia menjawab, "Mungkin saja."

"Saya tidak yakin saat ini masih ada banyak yang tersisa di Gaza. Jika kalian berpikir tentang itu, Gaza tak pernah menjadi preseden historis. Gaza adalah hasil perang," katanya dikutip dari Maariv.

"Ada suku-suku di berbagai tempat, lalu Gaza menjadi hal itu. Mesir dulu mengelola Gaza dan kemudian seiring waktu berjalan ada beragam pemerintahan yang muncul.

Kushner yang menikahi Ivanka Trump itu juga berpendapat, memberikan sebuah negara merdeka kepada warga adalah "ide yang buruk". Bahkan, dia mengklaim hal itu malah akan menjadi "balasan atas aksi terorisme".

Dia mengkritik semua uang yang diinvestasikan untuk sistem terowongan dan persenjataan, bukannya untuk keperluan inovasi.

Sementara itu, Menteri Pertahanan, Israel Katz, telah memerintahkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk menyiapkan rencana mengenai kemungkinan pemindahan warga Gaza secara sukarela.

Dalam rencana itu akan ada opsi pemindahan melalui perlintasan darat, laut, dan udara.

"Saya menyambut baik rencana berani Presiden Trump yang bisa memunculkan opsi luas mengenai kepindahan warga Gaza yang menginginkannya, dan membantu mereka agar terserap secara optimal di negara-negara tujuan," kata Katz.

Trump ingin AS kuasai Gaza

Trump mengatakan AS akan berencana menguasai Gaza. Rencana itu disampaikan hari Selasa, (4/2/2025), di tengah kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di AS.

"AS akan mengambil alih Jalur Gaza, dan kita akan melakukan pekerjaan dengannya pula. Kita akan memilikinya," kata Trump.

Baca juga: Netanyahu Bela Donald Trump soal Pengusiran Warga Gaza: Hanya untuk Mereka yang Ingin Pergi

Menurut Trump, rakyat Palestina harus dipindahkan dari "lubang neraka" di Gaza ke negara-negara yang "berhati kemanusiaan".

Dia juga pernah meminta Mesir, Yordania, dan negara Arab lainnya agar bersedia menampung lebih banyak warga Gaza. Namun, permintaan itu juga ditolak.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved