Konflik Palestina Vs Israel
'Palestina Tidak Dijual', Warga AS Berdemo Serbu Gedung Putih saat Netanyahu Berkunjung
Ratusan pengunjuk rasa berdemonstrasi di depan Gedung Putih, Amerika Serikat (AS), untuk menolak rencana Presiden Donald Trump mengambil alih Gaza.
Penulis:
Febri Prasetyo
Editor:
Pravitri Retno W
Sementara itu, Mohammad Qasim yang berasal dari Gerakan Mudah Palestina mengatakan para pengunjuk rasa marah besar karena Netanyahu diundang ke Gedung Putih.
"Kini kami di jalanan untuk memprotes dan menjelaskan bahwa dia tidak disambut di kota kami," kata Qasim.
"Kami sudah melihat keteguhan dan ketangguhan dan rasa cinta kepada Gaza yang diperlihatkan warga Palestina di Gaza selama 15 hingga 16 bulan terakhir."
Dalam aksi unjuk rasa itu para demonstran membawa poster yang menampilkan wajah Netanyahu dan tulisan "dicari". Mereka juga membawa bendera Palestina.
Trump ingin AS ambil alih Gaza
Trump sudah menyampaikan rencana AS untuk menguasai Gaza.
"AS akan mengambil alih Jalur Gaza, dan kita akan melakukan pekerjaan dengannya pula. Kita akan memilikinya," kata Trump, dikutip dari The Times of Israel.
Baca juga: Tolak Gaza Dikuasai AS, Utusan Palestina: Tanah Air Kami Tetaplah Tanah Air Kami
Trump menyatakan rakyat Palestina tak punya alternatif selain meninggalkan "puing-puing besar" atau Gaza setelah Israel melancarkan serangan selama lebih dari 15 bulan.
Menurut Trump, rakyat Palestina harus dipindahkan dari "lubang neraka" di Gaza ke negara-negara yang "berhati kemanusiaan".
Dia juga pernah meminta Mesir, Yordania, dan negara Arab lainnya agar bersedia menampung lebih banyak warga Gaza. Namun, permintaan itu juga ditolak.
Sementara itu, Utusan AS untuk urusan Timur Tengah, Steve Witkoff, mengatakan Palestina tak perlu terikat dengan negeri mereka saat ini demi mendapatkan hidup yang lebih baik.
"Hidup yang lebih baik itu tentang kesempatan yang lebih baik, kondisi keuangan yang lebih baik, aspirasi yang lebih baik untuk kalian dan keluarga kalian," kata Witkoff.
"Hal itu tidak bisa terjadi karena kalian mendirikan tenda di Gaza dan kalian dikelilingi oleh 30.000 amunisi yang bisa meledak kapan pun."
Witkoff mengklaim Gaza saat ini tak bisa ditinggali dan bahkan tak bisa ditinggal hingga 10 atau 15 tahun mendatang.
Adapun Trump sudah mengaku akan berupaya membersihkan semua bom di Gaza.
"Kita akan bertanggung jawab menyingkirkan semua bom berbahaya yang tidak meledak dan senjata lain di tempat itu, menyingkirkan bangunan-bangunan hancur, meratakannya, menciptakan perkembangan ekonomi yang akan menyediakan jumlah pekerjaan dan perumahan yang tak terbatas bagi masyarakat di sana," kata Trump.
"Kita harus melakukan sesuatu yang berbeda. Kalian tak bisa kembali. Jika kalian kembali, akan berakhir seperti yang sudah terjadi selama 100 tahun."
Trump menyebut "masyarakat dunia" akan menjadi penduduk yang tinggal di Gaza setelah daerah itu selesai dibangun kembali oleh AS. Menurut Trump, warga Palestina juga bisa menjadi salah satunya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.